TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menlu Retno Bakal Bicara di Summit of The Future

Retno dijadwalkan hadir pada 23 September siang hari

Potret Markas Pusat PBB (IDN Times/Uni Lubis)

New York, IDN Times - Sepekan ke depan, kawasan sekitar Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat (AS) bakal dijaga ketat. Pasalnya, Sidang Majelis Umum PBB ke-79 (SMU PBB) sudah dimulai dan dihadiri sekitar 87 kepala negara, 2 wakil presiden, 28 kepala pemerintahan, 13 menteri dan 3 wakil menteri.

Rangkaian SMU PBB ke-79 sudah dibuka pada 10 September 2024 kemarin dan Presiden SMU PBB tahun ini adalah Philemon Yang dari Kamerun.

Delegasi Indonesia bakal dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Retno sendiri sudah hadir sejak Jumat, 20 September 2024. Bahkan Retno sempat terbang ke Toronto, Kanada untuk menghadiri Women Foreign Ministers Meeting, lalu kembali ke New York lagi untuk menghadiri rangkaian High Level Week SMU PBB ke-79.

Retno dijadwalkan berpidato di General Debate pada 28 September 2024 sekitar pukul 11.00 pagi waktu setempat. Tema General Debate SMU PBB tahun ini adalah Leaving No One Behind: Acting Together for the Advancement of Peace, Sustainable Development and Human Dignity for Present and Future Generations”.

Sebelumnya, Retno bakal menghadiri sesi Plenary Summit of the Future, siang hari ini, waktu setempat. 

Selain itu, Retno juga akan melakukan puluhan pertemuan bilateral dengan para mitra Indonesia serta menghadiri berbagai pertemuan penting di sela-sela rangkaian High Level Week Sidang Majelis Umum PBB.

1. Summit of the Future

Wakil Tetap RI untuk PBB di New York, Arrmanatha Nasir. (IDN Times/Sonya Michaella)

Hari ini, rencananya Retno bakal hadir di Summit of the Future, menyampaikan pernyataan nasional Indonesia. Retno dijadwalkan berbicara pada pukul 12.40 waktu setempat.

Wakil Tetap RI untuk PBB di New York, Arrmanatha Nasir mengatakan bahwa sejumlah isu akan dipaparkan Retno kala menyampaikan pernyataan siang nanti.

“Ibu Menlu akan menggarisbawahi situasi global saat ini dan sistem multilateral yang tidak sesuai. Ada beberapa poin yang harus dilakukan yang bisa mereformasi sistem multilateral,” kata Arrmanatha, di PTRI New York, AS, Minggu (22/9/2024).

“Bagaimana kita melihat dan mengubah perspeksif dalam kaitan perdamaian, bukan hanya dilihat tidak adanya perang, tapi juga lebih besar lagi cakupannya, yaitu definisi adanya kemakmuran,” ucap Arrmanatha.

Baca Juga: Retno Marsudi Jadi Utusan Khusus PBB untuk Isu Air Mulai 1 November

2. Hasil pakta dinegosiasi 18 bulan

Selain itu, Pakta Masa Depan hasil dari Summit of the Future yang disahkan hari ini juga mempersiapkan sistem multilateral untuk menghadapi tantangan-tangan global di depannya. Arrmanatha menyebut proses negosiasi pakta ini berlangsung selama 18 bulan terakhir.

“Isinya ada 5 chapter, yaitu pembangunan, peace and security, digital, lalu soal generasi masa depan dan reformasi multilateral,” ungkap dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya