TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Krematorium di China Mulai Kewalahan Terima Jenazah 

Akibat kasus COVID-19 yang kian naik

Ilustrasi COVID-19 di Tiongkok (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Jakarta, IDN Times - Sejumlah rumah duka di kota Shanghai, China, diberitakan kewalahan melayani permintaan kremasi jenazah. Saat ini, kasus COVID-19 di China kian melonjak di tengah pelonggaran sejumlah aturan dan kebijakan nol-COVID.

Menurut informasi yang beredar, dikutip dari ANTARA, Selasa (3/1/2023), sejumlah rumah duka terpaksa melakukan kremasi dua atau lebih jenazah dalam satu insinerator.

Baca Juga: Daftar Negara yang Wajibkan PCR Buat Pelancong dari China Bertambah  

1. Kremasi sudah sesuai standar nasional

Biro Urusan Sipil (CAB) Shanghai memastikan bahwa pengoperasian peralatan untuk kremasi jenazah di sejumlah rumah duka sudah sesuai standar nasional. Standar tersebut adalah satu insinerator untuk satu jenazah.

“Situasi yang beredar di internet tidak pernah terjadi di rumah duka mana pun,” sebut pernyataan dari CAB.

Namun, pihaknya mengakui bahwa jumlah kasus positif COVID-19 di China terus bertambah, sehingga memicu peningkatan jumlah kasus kematian.

2. Kepolisian Shanghai membentuk satgas untuk memantau kremasi

Laporan media lokal menyebutkan, Kepolisian Shanghai telah membentuk satuan tugas khusus untuk menindak jika ada pelanggaran terkait dengan pandemik dan bisnis kremasi, seperti dua jenazah dalam satu insinerator.

Selain itu, ada pula tiga broker kremasi di Shanghai terbukti menaikkan tarif kremasi lebih dari 50 persen dan para pemiliknya telah ditetapkan jadi tersangka.

Kebijakan terkait pelonggaran aturan COVID-19 di China kini telah dicabut di tengah gelombang baru yang membawa subvarian Omicron BF.7.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Naik, Warga China Tetap Rayakan Tahun Baru

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya