TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Israel Bom Sekolah di Gaza, 100 Orang Tewas

Insiden terjadi saat warga bersiap salat subuh

Dampak serangan militer Israel ke Gaza, Palestina. (Dokumentasi UNRWA)

Intinya Sih...

  • Lebih dari 100 orang tewas akibat serangan Israel di kompleks sekolah di Gaza, Palestina.
  • Israel menyerang saat warga bersiap salat subuh, menimbulkan genangan darah dan potongan tubuh terbakar.
  • Militer Israel telah menargetkan lebih dari selusin sekolah dalam beberapa minggu terakhir, membunuh ribuan warga Palestina dan menghancurkan infrastruktur.

Jakarta, IDN Times - Setidaknya lebih dari 100 orang tewas akibat dibombardir Israel di kompleks sekolah di Gaza, Palestina. Serangan ini merupakan yang terbaru diluncurkan Israel.

Pengeboman terjadi di kompleks sekolah al-Tabi'in, tempat sekitar 6 ribu orang mengungsi dan berlindung.

Dilansir Guardian, Sabtu (10/8/2024), Israel menyerang ketika banyak orang sedang bersiap untuk salat subuh pada hari Sabtu.

Sejumlah video di media sosial menunjukkan potongan tubuh yang sudah terbakar dan genangan darah bergelimpangan di sekolah tersebut.

Baca Juga: Penyakit Kulit Serang Ribuan Anak di Gaza

1. Rumah sakit telah menerima jenazah korban pengeboman Israel

Fadel Naeem, Direktur Rumah Sakit al-Ahli di Gaza mengatakan, fasilitas tersebut telah menerima 70 jenazah warga yang tewas dalam serangan itu serta potongan tubuh.

Sebaliknya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan bahwa klaim Palestina itu dibesar-besarkan, dan mereka mengakui bahwa mereka-lah yang menyerang sekolah tersebut.

Mereka juga mengatakan, sedikitnya 20 anggota Hamas termasuk di antara yang tewas.

2. Israel sengaja targetkan sekolah di Gaza

Militer Israel telah menargetkan lebih dari selusin sekolah dalam beberapa minggu terakhir, termasuk empat sekolah dalam empat hari.

Sejak 7 Oktober 2023, serangan habis-habisan Israel di Jalur Gaza telah membunuh hampir 40.000 warga Palestina.

Agresi Israel juga menghancurkan 70 persen tempat tinggal dan infrastruktur lain, serta menimbulkan bencana kelaparan yang mengancam jiwa warga yang masih bertahan di wilayah kantong Palestina itu.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya