TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Israel Bom Lebanon, Tewaskan Pejabat Fatah Palestina

Fatah kecam aksi Israel

Anggota militer Israel (IDF) melihat terowongan yang dibangun Hamas dalam Operasi Protective Edge pada 2014. (dok. wikipedia/Israel Defense Forces)

Intinya Sih...

  • Israel melakukan serangan ke Lebanon, menewaskan pejabat senior Fatah Khalil Maqdah.
  • Maqdah merupakan pejabat pertama Fatah yang jadi korban keganasan Israel dalam 10 bulan terakhir di Gaza.
  • Konflik antara Israel dan Palestina telah menyebabkan ribuan kematian dan cedera, serta blokade Gaza yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Jakarta, IDN Times - Israel melakukan serangan ke Lebanon lewat bom pada Rabu (21/8/2024). Akibat serangan ini, seorang pejabat senior Palestina dari faksi Fatah tewas.

Adalah Khalil Maqdah, pemimpin sayap bersenjata Fatah di Lebanon, tepatnya dekat Sidon, yang tewas akibat serangan ini. Israel melancarkan serangan ini, dilansir Channel News Asia, Kamis (22/8/2024), dengan dalih Maqdah telah mengarahkan serangan dan menyelundupkan senjata ke Tepi Barat dan bekerja sama dengan Iran.

1. Pertama kali pejabat Fatah diserang

Tewasnya Maqdah ini adalah kali pertama pejabat faksi Fatah jadi korban keganasan Israel dalam pertempuran 10 bulan di Gaza.

"Pembunuhan ini adalah bukti, Israel ingin memicu perang skala penuh di wilayah kami," kata Tawfiq Tirawy, salah satu anggota Komite Pusat Fatah.

Baca Juga: Israel-Hizbullah Panas, 4 Orang Tewas di Perbatasan Lebanon

2. Korban tewas mencapai 40 ribu orang

ilustrasi Palestina (pixabay.com/hosnysalah)

Israel terus melancarkan serangan brutalnya di Jalur Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.

Konflik tersebut telah mengakibatkan lebih dari 40.170 kematian warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 92.740 orang cedera, menurut otoritas kesehatan setempat, per Selasa (20/8/2024).

Blokade Gaza yang sedang berlangsung telah menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah, sehingga sebagian besar wilayah tersebut hancur.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya