TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Indonesia Sampaikan Duka Terkait Gempa Bumi Afghanistan

Korban tewas mencapai 2.400 orang

Ilustrasi Kementerian Luar Negeri RI. (IDN Times/Sonya Michaella)

Jakarta, IDN Times - Indonesia menyampaikan duka mendalam terkait gempa bumi yang mengguncang Afghanistan pada Sabtu kemarin. Gempa berkekuatan magnitudo 6,3 ini melanda desa-desa di Provinsi Herat, Afghanistan.

“Pemerintah dan rakyat Indonesia menyatakan duka yang mendalam atas gempa bumi yang mengguncang provinsi Herat di Afghanistan. Kami mengucapkan belasungkawa dan simpati mendalam kepada para korban bencana serta sanak keluarga mereka,” sebut pernyataan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Senin (9/10/2023).

Korban tewas gempa Afghanistan saat ini mencapai lebih dari 2.400 orang. Gempa itu merupakan salah satu yang paling mematikan yang pernah mengguncang Afghanistan selama bertahun-tahun.

Selain itu, ada lebih dari 2 ribu korban luka-luka. Sementara, 1.320 rumah dilaporkan rusak atau hancur.

Baca Juga: Gempa Afghanistan: Lebih dari 2.400 Orang Tewas dan 1.320 Rumah Hancur

1. Sebagian besar korban tewas di Herat adalah perempuan dan anak-anak

Dilansir BBC, seorang pejabat Departemen Kesehatan Herat mengatakan, lebih dari 200 korban tewas telah dibawa ke berbagai rumah sakit. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.

Dalam foto-foto yang beredar di media sosial, ranjang pasien telah disiapkan di luar rumah sakit utama di Herat untuk menerima lebih banyak korban. 

Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Minggu, total ada 202 fasilitas kesehatan umum di provinsi Herat. Salah satunya adalah rumah sakit regional besar yang menampung 500 korban jiwa.

2. Dana untuk layanan kesehatan Afghanistan sangat terbatas

Sistem layanan kesehatan Afghanistan, yang hampir seluruhnya bergantung pada bantuan asing, mengalami pemotongan dana yang sangat besar sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus 2021. Banyak bantuan internasional juga dihentikan.

Langkah tersebut diambil sebagai bentuk protes atas pembatasan Taliban terhadap perempuan Afghanistan. Kelompok itu telah memerintahkan sebagian besar staf perempuan yang bekerja di NGO untuk berhenti bekerja, meskipun dengan pengecualian di bidang kesehatan dan pendidikan.

Baca Juga: PBB Desak Pakistan Tahan Diri Pulangkan Paksa Migran Afghanistan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya