TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Houthi Izinkan Kapal Inggris Diselamatkan, tapi Ada Syarat

Kapal Inggris Rubymar tenggelam di Teluk Aden

Kelompok Houthi di Yaman akan dimasukkan dalam daftar teroris oleh AS. Ilustrasi (twitter.com/Arab News)

Jakarta, IDN Times - Milisi Houthi Yaman mengaku telah menyerang kapal kargo Inggris berbendera Belize dan kapal perusak milik Amerika Serikat (AS0 di Teluk Aden, dekat Selat Bab al-Mandab. Akibat serangan dari milisi Houthi ini, kapal Inggris bernama Rubymar tersebut tenggelam di Teluk Aden.

Dilansir dari BBC, Senin (26/2/2024), Houthi menyatakan akan mengizinkan kapal Inggris Rubymar yang tenggelam tersebut untuk bisa diselamatkan, namun ada syaratnya.

“Kapal Inggris yang tenggelam dapat ditarik dengan imbalan truk-truk bantuan dapat masuk ke Jalur Gaza,” kata seorang anggota Dewan Politik Tertinggi Houthi, Muhammad Ali al-Houthi.

“Tawaran ini bisa dipertimbangkan,” tutur dia.

Baca Juga: Houthi Dituduh Serang Kapal Bantuan Kemanusiaan di Laut Merah 

1. Awak kapal telah tinggalkan kapal

Pemerintah Inggris mengatakan bahwa kapal Rubymar kemasukan air dan telah ditinggalkan oleh para awaknya ketika diserang Houthi.

Inggris menyebut bahwa serangan ini tidak bisa diterima dan mereka memiliki hak untuk merespons dengan tepat serangan ini.

2. Siapa milisi Houthi?

twitter.com/Aaliielyemeni

Kelompok ini mulai eksis pada tahun 1990-an dan dianggap sebagai kelompok teroris oleh (AS) beserta sekutunya. AS dan sekutunya juga menuding bahwa Iran menyokong Houthi, sama seperti Iran mendukung Hizbullah.

Houthi sendiri berasal dari Zaidi dan merupakan kelompok minoritas Muslim Syiah di Yaman. Mereka menyebut diri mereka sebagai poros perlawanan bersama Hamas dan Hizbullah untuk melawan Israel, AS dan para negara-negara Barat.

Houthi sempat mendapat dukungan politik di Yaman pada 2014 untuk melawan Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi. Bahkan, mereka bekerja sama dengan Saleh, sang mantan presiden untuk mengembalikannya ke kursi presiden. Namun, Saleh dibunuh oleh Houthi ketika berupaya berpihak pada Arab Saudi.

Houthi menguasai Provinsi Saada di Yaman utara dan berhasil merebut ibu kota Sana’a pada 2015. Aksi Houthi ini pun dihadang oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain yang melakukan serangan militer ke Yaman untuk menggulingkan Houthi.

Baca Juga: AS-Inggris Kembali Serang Houthi di Hodeida Yaman 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya