Buka ASEAN Plus Three, Jokowi Soroti Peluang Kerja Sama Baru
Jokowi angkat isu ekosistem baterai EV
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Republik Indonesia Joko “Jokowi” Widodo membuka KTT ASEAN Plus Three. KTT ini diikuti 11 negara ASEAN beserta China, Jepang, dan Korea Selatan.
Hadir pula mewakili China adalah Perdana Menteri Li Qiang, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, dan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol.
“Selama lebih dari dua dekade, ASEAN Plus Three telah membuahkan banyak hasil dan menjadi motor pertumbuhan di kawasan. Namun kita tidak boleh cepat berpuas diri,” kata Jokowi, dalam pidato pembukaannya, di JCC, Jakarta, Rabu (6/9/2023).
Jokowi mengajak semua pihak membuka dan menciptakan peluang-peluang kerja sama baru, di mana pembangunan ekonomi hijau dapat menjadi salah satu prioritas ke depan.
“ASEAN sangat menghargai dukungan China, Jepang, dan Korea untuk pengembangan ekosistem EV (elektric vehicle/kendaraan listrik) baterai dan ASEAN-Indo-Pacific-Forum. Ini penting bagi kemajuan dan pertumbuhan kawasan,” tutur dia.
Namun, tujuan tersebut bisa terganggu, jika perdamaian dan stabilitas di kawasan tidak mampu dijaga.
“Oleh karena itu, saya mengajak kita semua untuk memiliki rasa yang sama, memiliki kesadaran yang sama, untuk bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan dengan terus menghormati hukum internasional,” ucap Jokowi.
Baca Juga: KTT ASEAN 2023, Jokowi Minta Jepang Investasi Banyak di Asia Tenggara
1. Korsel harap APT akan berkembang
Sementara itu, Presiden Korsel Yoon Suk Yeol berharap ASEAN Plus Three akan semakin berkembang, dengan mengusung visi komunitas Asia Timur.
“Pada saat ini, kita harus memberikan momentum baru untuk menghasilkan poin-poin alternatif dalam ASEAN Plus Three, jika kita ingin mewujudkan visi ini,” ucap Yoon.
Editor’s picks
Korsel juga mengajak pemimpin ASEAN serta China dan Jepang untuk berdampingan bekerja sama mengatasi krisis ini.
“Saat ini, dunia dihadapkan pada krisis geopolitik, krisis iklim dan masih banyak lagi,” katanya.
Baca Juga: ASEAN-BAC Umumkan 8 Proyek Warisan untuk ASEAN, Ini Rinciannya