TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Banjir Bandang Libya, Kemlu: Tak Ada Korban WNI

Dilaporkan dua ribu orang tewas

Direktur PWNI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha. (IDN Times/Sonya Michaella)

Jakarta, IDN Times - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, mengonfirmasi bahwa tidak ada WNI menjadi korban banjir bandang di Libya timur.

Judha mengatakan, sebagian besar WNI di Libya, yang tercatat di data KBRI Tripoli adalah sebanyak 282 orang. Mereka mayoritas bertempat tinggal di Libya barat.

“KBRI Tripoli telah melakukan komunikasi dengan otoritas di Libya Timur dan komunitas masyarakat Indonesia. Sampai hari ini, Senin, 11 September 2023, tidak terdapat informasi adanya WNI yang menjadi korban banjir besar di Libya timur,” kata Judha, dalam keterangannya, Selasa (12/9/2023).

Baca Juga: Diterjang Badai Daniel, Libya Umumkan Status Darurat

1. KBRI terus pantau perkembangan

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha (IDN Times/Sonya Michaella)

Sementara itu, Judha menambahkan, KBRI Tripoli terus memantau perkembangan di lapangan dan mengeluarkan imbauan untuk para WNI.

“KBRI mengeluarkan imbauan melalui jejaring masyarakat agar WNI di wilayah tersebut meningkatkan kewaspadaan dan terus memantau prakiraan cuaca melalui media resmi pemerintah,” ujar Judha.

Banjir bandang kini menerjang Libya timur, terutama di kota Benghazi, Sousse, Al Bayda, Al Marj dan Derna. Bencana ini terjadi sekitar 1.050 kilometer dari ibu kota Tripoli.

2. Jumlah korban tewas yang terus berubah

ilustrasi bendera Libya.(pixabay.com/jorono)

Jumlah korban tewas pun belum bisa dipastikan berapa banyaknya. Sebab, sejumlah pihak mengungkapkan bahwa dua ribu orang dikhawatirkan tewas.

Namun, sebelumnya kepala kelompok bantuan Bulan Sabit Merah di Libya mengatakan,  jumlah korban tewas hanya ada di Derna yang mencapai 150 orang.

Libya bagian timur tidak dikuasai oleh pemerintahan yang diakui secara internasional usai perpecahan bagian timur dan barat sejak pemberontakan dukungan NATO pada 2011.

Baca Juga: 150 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Libya, 3 Jembatan Rusak

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya