10 Tahun Diplomasi Indonesia Layak Diperhitungkan
Retno Marsudi bicara di Debat Umum PBB
New York, IDN Times - Perjalanan 10 tahun Retno Marsudi menjabat sebagai menteri luar negeri bukanlah hal yang mudah. Selama 10 tahun ini pula, diplomasi Indonesia layak diperhitungkan di kancah global.
Di awal pidatonya di Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB ke-79, Retno mengatakan ini adalah kesempatan terakhirnya sebagai menteri luar negeri membawa kapal diplomasi Indonesia. Sebab, pada 20 Oktober 2024 nanti, Retno bakal melepaskan jubah kapten diplomasi tersebut.
"Banyak yang terjadi selama 10 tahun ini ya, ada Myanmar, lalu Gaza. Selama 10 tahun, saya kira berhasil kami selesaikan, maksimalkan untuk berkontribusi. Peran Indonesia tentu sangat diapresiasi dunia. Kita bisa berdiri tegak dalam menjalankan diplomasi kita karena kita bagian dari solusi dan bukan bagian dari masalah," kata Retno dalam jumpa pers di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat (AS), Sabtu (28/9/2024).
Retno pun meyakini pemerintahan Indonesia selanjutnya, terutama menteri luar negeri yang baru nanti, bisa lebih baik dari 10 tahun ini.
1. Panen tepuk tangan di PBB
Retno juga panen tepuk tangan di Debat Umum SMU PBB ke-79. Terhitung ada empat kali tepuk tangan kala Retno menyampaikan pidatonya. Sejumlah isu disoroti Rento, terutama soal Palestina. Isu ini menjadi pembuka dari pidato Retno dan selalu digaungkan selama sepekan terakhir dalam rangkaian SMU PBB ke-79.
Retno mengatakan situasi di Gaza kini makin buruk, mengingat hampir satu tahun wilayah tersebut dalam cengkeraman Israel dan terus menerima gempuran dari pasukan zionis.
Baca Juga: Menlu Retno soal Gaza: Bola Ada di Dewan Keamanan PBB