PBB: Pembunuhan dan Penangkapan Massal di Myanmar Makin Meningkat
Anak-anak juga ikut ditangkap dan ditahan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), yang dirilis pada Selasa (17/9/2024), mengungkapkan militer Myanmar makin meningkatkan aksi pembunuhan dan penangkapan massal untuk membungkam oposisi dan merekrut tentara di tengah konflik yang semakin memanas. Sejak kudeta 2021, puluhan ribu orang telah ditahan.
Militer merebut kekuasaan pada Februari 2021 setelah menggulingkan pemerintahan sipil terpilih Aung San Suu Kyi dan memicu protes besar-besaran di seluruh negeri yang kemudian ditindas dengan kekerasan. Gerakan protes ini telah berkembang menjadi pemberontakan bersenjata yang meluas.
1. Laporan dari PBB
Laporan Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, mengungkapkan bahwa sejak kudeta, 5.350 warga sipil telah tewas oleh militer Myanmar. Dari jumlah tersebut, 2.414 orang tewas dalam periode yang dicakup oleh laporan PBB antara April 2023 hingga Juni 2024.
Dilansir dari Reuters, ratusan korban tewas akibat serangan udara dan artileri, yang menunjukkan peningkatan sebesar 50 persen dibandingkan periode laporan sebelumnya.
PBB tidak mendapatkan akses langsung ke Myanmar, sehingga laporan ini didasarkan pada wawancara jarak jauh dengan ratusan korban dan saksi mata. Seorang juru bicara junta Myanmar tidak menanggapi panggilan untuk memberikan komentar terkait temuan ini.
Baca Juga: 63 WNI Masih Disekap di Myanmar, Terjerat Online Scam
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.