TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Asal Usul Konflik Israel-Palestina di Gaza, Berlangsung Puluhan Tahun!

Perang antara Hamas-Israel di 2023 menambah panjang konflik

ilustrasi Palestina vs Israel (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Konflik Palestina dan Israel kembali memanas sejak Sabtu (7/10/2023). Serangan dari kelompok pejuang Palestina, Hamas, membuat Israel melancarkan serangan balasan. Baku tembak pun pecah di Jalur Gaza.

Sebenarnya, apa asal usul konflik Israel dan Palestina ini dan kapan awal mulanya? Dilansir BBC, berikut hal-hal yang harus kamu tahu tentang Hamas, Jalur Gaza, dan apa yang terjadi antara Israel dan Palestina.

Baca Juga: Hamas Luncurkan 5 Ribu Roket ke Israel, Netanyahu Nyatakan Perang

1. Perebutan wilayah sejak 1937

ilustrasi wilayah yang diperebutkan Israel-Palestina (nacional.hr)

Asal usul konflik Israel dan Palestina terjadi sejak beberapa dekade lampau. Pada 1937, persoalan perebutan wilayah telah diketahui secara luas. Perebutan wilayah menjadi asal usul konflik berkepanjangan.

Pada 1936, Lord Robert Peel, seorang diplomat Inggris yang ditugaskan Inggris untuk mencari tahu penyebab konflik di wilayah tersebut, menyimpulkan bahwa ada dua kubu, yaitu bangsa Arab dan Yahudi yang ingin memerintah daerah yang sama. Untuk menyelesaikan permasalahan itu, Lord Peel megeluarkan deklarasi perdamaian yang jadi cikal bakal resolusi dua negara atau biasanya dikenal dengan Two States Solution.

Dalam isinya, orang Arab di Palestina akan mendapat 80 persen dari daerah yang diperebutkan. Adapun Yahudi akan mendirikan negara Israel dengan porsi sekitar 20 persen dari daerah tersebut. Pada saat itu, pihak Arab menolak solusi tersebut.

Konflik yang terus berlanjut tersebut kemudian coba ditengahi oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada 1947. Mereka mengusulkan sebuah usulan pembagian wilayah atau partisi sama rata. Saat voting, sebanyak 72 persen suara berpihak pada usulan itu, tetapi kelompok Arab menolaknya.

Penolakan tersebut didukung oleh salah salah satu negara besar, yaitu Mesir. Akhirnya, pada 1948, untuk pertama kalinya Liga Arab melakukan invasi dan berusaha menghancurkan Israel. Selama sembilan bulan bertempur, Liga Arab pun kalah telak dari pasukan Israel.

Hal ini menyebabkan daerah yang sebelumnya sudah diputuskan dibagi rata oleh PBB, secara terpaksa harus diambil alih oleh Israel. Selain Jalur Gaza, ada dua wilayah lain yang masuk ke dalam teritori Palestina, bernama Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Hanya wilayah Gaza yang masih menjadi teritori Palestina yang saat itu dikuasai oleh administrasi Mesir. Wilayah tepi barat dan Yerusalem Timur juga masih berada di tangan administrasi Yordania. 

Namun pada 1948, Israel lantas mendeklarasikan kemerdekaan di wilayah yang menjadi tanah Palestina tersebut. Menurut pihak yang tidak menerima kemerdekaan Israel, wilayah yang ditempati Israel sekarang merupakan tanah Palestina.

Wilayah Gaza, Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan negara Israel sekarang, sejak zaman Romawi adalah tanah Palestina. Untuk sekarang, wilayah Palestina hanya mencakup Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur. Sisanya, adalah wilayah milik Israel.

2. Siapa Hamas yang berperang dengan Israel?

Dua Pejuang Hamas yang sedang berpatroli di Gaza. twitter.com/edrormba

Hamas adalah sebuah kelompok yang menguasai Jalur Gaza. Mereka adalah kelompok pejuang yang gencar melakukan perlawanan terhadap Israel dan kerap melancarkan serangan kepada Israel sejak menguasai Jalur Gaza pada 2007.

Hamas lahir pada 1987, ditandai dengan dimulainya Intifada Pertama--gerakan serangan jihad atau perlawanan terhadap Israel. Tujuan utama Hamas adalah memerdekakan Palestina dengan menghancurkan serta mencegah berdirinya negara Yahudi, Israel.

Dulunya, Jalur Gaza merupakan wilayah teritorial Mesir. Ikhwanul Muslimin (IM) tumbuh dan berkembang di sana. Ideologi IM yang ingin mendirikan negara Islam turut mempengaruhi orientasi lain Hamas, yaitu keinginan untuk mendirikan negara Islam sepanjang Laut Mediterania dan Sungai Yordan.

Hamas menguasai Gaza sejak menang pemilihan legislatif dan mampu mengalahkan pesaingnya, Fatah, salah satu organisasi beraliran nasionalisme-sekuler yang ingin memerdekakan Palestina pada 2006.

Berkuasanya Hamas di Gaza bermula dari keputusan Israel untuk menarik pasukan dari Gaza pada 2005. Sejak itu, kelompok Islamis penguasa Gaza tersebut kerap berkonfrontasi dengan Israel hingga akhirnya menang pemilihan legislatif, mengalahkan kelompok pesaingnya, Fatah.

Hamas, dan juga beberapa kelompok sayap militernya, disebut sebagai kelompok teroris oleh Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Inggris Raya (UK). Hamas sendiri ditopang oleh Iran yang memberikan mereka pelatihan, pendanaan, dan persenjataan.

3. Apa itu Jalur Gaza?

Ilustrasi Palestina (Dok. Google Map)

Lalu, apa itu Jalur Gaza? Wilayah ini memiliki panjang sebesar 41 km dan lebar 10 km. Luas wilayahnya sendiri adalah 365 km persegi, dan diapit oleh Israel, Mesir, dan Laut Mediterranea. Wilayah ini dihuni 2,3 juta orang.

Meski masuk ke dalam wilayah Palestina, Jalur Gaza berada dalam kontrol penuh Israel, baik itu di darat, lepas pantai, dan udara. Siapa pun yang masuk ke Jalur Gaza, baik itu lewat Mesir atau Israel, harus melalui pemeriksaan dan juga pembatasan yang ketat.

Menurut keterangan resmi PBB, total 80 persen populasi di Jalur Gaza menggantungkan diri mereka pada bantuan internasional. Salah satu bantuan yang mereka perlukan adalah makanan.

4. Kenapa Hamas dan Israel bertempur? Sebesar apa serangan mereka pada Sabtu kemarin?

ilustrasi Palestina vs Israel (IDN Times/Aditya Pratama)

Baku tembak dan adu serangan antara Hamas dan Israel rutin terjadi, tetapi serangan Hamas pada Sabtu (7/10/2023) mengejutkan banyak pihak. Mereka meluncurkan lima ribu roket ke Israel, dan beberapa tentara mereka sukses memasuki wilayah Israel.

Diperkirakan, ada beberapa warga dan tentara Israel yang terbunuh dan diculik karena serangan ini. Israel membalas hal itu dengan melancarkan serangan udara ke tempat-tempat di Jalur Gaza, yang diduga jadi tempat persembunyian kelompok Hamas.

Serangan ini disebut-sebut sebagai serangan terbesar yang dilancarkan Hamas ke Israel, yang diberi sebutan 'Operasi Badai Al-Aqsa', sekaligus jadi serangan terparah yang pernah diterima Israel dari Hamas.

Serangan ini bisa terjadi karena adanya kesalahan dari intel Israel. Dengan kekuatan intel yang besar, meliputi seluruh wilayah Jazirah Arab, Israel gagal mencegah serangan besar ini.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya