TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bikin Tiongkok Marah, Mesut Ozil Dihapus dari PES 2020

Katanya karena Ozil telah menyakiti hati para fans di sana

Pemain Arsenal, Mesut Ozil, ketika latihan bersama Arsenal. instagram.com/m10_official

London, IDN Times - Ada harga yang harus dibayar oleh pesepak bola Mesut Ozil karena buka suara tentang Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang, Tiongkok. Setelah stasiun TV negara itu batal menyiarkan laga Arsenal melawan Manchester City, kemudian akun Weibo miliknya dilaporkan telah dihapus, kini ia harus menghadapi konsekuensi baru.

Dilansir BBC, gelandang asal Jerman beragama Islam itu dihapus dari Pro Evolution Soccer (PES) 2020 versi Tiongkok. Keputusan tersebut diambil per Rabu (18/12) oleh NetEase, perusahaan teknologi bermarkas di Guangzhou yang mempublikasikan video game sepak bola itu.

1. NetEase beralasan komentar Ozil sudah membuat fans di Tiongkok marah

Pemain Arsenal, Mesut Ozil. instagram.com/arsenal

Dalam sebuah pernyataan resmi, NetEase mengungkap bahwa Ozil dihapus dari tiga judul PES di Tiongkok. Langkah ini diambil karena pemain berdarah Turki itu telah membuat para penggemar di sana marah dengan komentarnya yang dianggap menyerang Tiongkok.

"Pemain Jerman Ozil mengunggah sebuah pernyataan ekstrem tentang Tiongkok di media sosial."

"Pernyataan itu menyakiti perasaan para fans di Tiongkok dan melanggar semangat keolahragaan seperti cinta dan perdamaian. Kami tak mengerti, menerima atau memaafkan ini," tulis NetEase.

Baca Juga: Berbagai Reaksi Dunia Sepak Bola Terhadap Komentar Ozil Soal Uighur

2. Ozil menyebut Muslim Uighur mengalami persekusi dari pemerintah Tiongkok dan penganut Islam di dunia diam saja

Pemain Arsenal, Mesut Ozil, melakukan selebrasi dengan rekan setimnya, Ainsley Maitland-Niles, saat bertandang ke markas Liverpool di Anfield, Liverpool, Inggris, pada 30 Oktober 2019. instagram.com/m10_official

Sebenarnya Ozil tak hanya menarget Beijing dalam komentarnya. Ia juga menyinggung bagaimana Muslim di seluruh dunia diam saja meski mengetahui ada pelanggaran HAM di Xinjiang seperti pelarangan mempraktikkan kepercayaan.

"Mereka membakar Quran. Mereka menutup masjid-masjid. Mereka melarang sekolah-sekolah. Mereka membunuh orang-orang suci. Mereka dipaksa masuk ke kamp-kamp dan keluarga mereka dipaksa tinggal bersama laki-laki Tiongkok," tulisnya dalam Bahasa Turki.

"Para perempuan dipaksa menikahi laki-laki Tiongkok. (Di Tiongkok) Quran dibakar, masjid ditutup, sekolah-sekolah yang mengajarkan Islam, madrasah dilarang, ulama dibunuh satu per satu. Meski demikian, para Muslim tetap diam," lanjutnya.

3. Pemerintah Tiongkok merespons komentar Ozil

Presiden Tiongkok Xi Jinping mengikuti upacara sambutan di Balai Agung Rakyat, di Beijing, Tiongkok, pada 25 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Jason Lee

Pemerintah Tiongkok pun turut menanggapi komentar Ozil dengan menyebutnya benar-benar diperdaya oleh berita palsu dan pernyataan keliru tentang Uighur Muslim. Melalui Kementerian Luar Negeri, pemerintah mengundang Ozil ke Xinjiang.

"Kami juga menyambut Ozil untuk datang ke Xinjiang jika dia punya kesempatan, untuk berjalan-jalan dan melihat-lihat, selama dia punya hati nurani, untuk bisa membedakan mana yang benar dan salah serta menjunjung prinsip-prinsip obyektivitas dan keadilan, dia akan bisa melihat Xinjiang yang berbeda," kata pemerintah dalam pernyataan tertulis.

4. Rekan sesama pesepak bola, Yaya Toure, menilai Ozil salah

Pemain Qingdao Huanghai, Yaya Toure, berpose di depan The Forbidden City, Tiongkok. instagram.com/realtoureyaya

Sedangkan Yaya Toure, pesepak bola Pantai Gading yang pernah membela Manchester City, beranggapan keputusan Ozil itu keliru. Toure, yang kini berkarier di Liga Super Tiongkok bersama Qingdao Huanghai, menilai seorang pesepak bola seharusnya tak pernah bicara tentang politik.

"Pesepak bola harusnya bermain bola saja dan para politisi mengurusi politik sebab Anda tak bisa terlibat dengan hal-hal seperti ini karena ini akan melahirkan banyak masalah dan banyak hal," tuturnya dalam wawancara dengan The Associated Press.

"Sebagai seorang Muslim, ini rumit dan inilah pilihannya. Dia sudah memberikan komentarnya, tapi saya pikir dia salah mengatakan itu," imbuhnya.

Baca Juga: Media Tiongkok: Karena Iri, Amerika Serikat Intervensi Soal Uighur

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya