TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Samsung Berencana PHK Global 30 Persen di Beberapa Divisi

Imbas penurunan permintaan dan pangsa pasar smartphone

Samsung Store di Toronto Eaton Centre di Toronto, Ontario, Kanada (Rowanlovescars, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Intinya Sih...

  • Samsung Electronics merencanakan pemangkasan tenaga kerja hingga 30% di divisi penjualan, pemasaran, dan staf administrasi sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi di tengah tantangan ekonomi global.
  • Pemutusan hubungan kerja (PHK) akan berdampak pada karyawan di wilayah Amerika, Eropa, Asia, dan Afrika, dengan India diperkirakan akan kehilangan 1.000 karyawan. Samsung juga menawarkan paket pesangon bagi karyawan yang terkena PHK.
  • Penurunan permintaan konsumen menyebabkan penurunan signifikan dalam penjualan Samsung India, sehingga perusahaan terpaksa melakukan pemangkasan tenaga kerja untuk menghemat biaya operasional dan menjaga daya saing per

Jakarta, IDN Times - Samsung Electronics, produsen terkemuka smartphone, TV, dan chip memori dunia, berencana memangkas tenaga kerja di beberapa divisi hingga 30 persen pada akhir tahun ini. Divisi penjualan dan pemasaran diperkirakan akan mengalami pengurangan sebesar 15 persen. Sementara staf administrasi diprediksi berkurang hingga 30 persen. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi di tengah tantangan ekonomi global.

Pemangkasan ini akan berdampak pada karyawan di wilayah Amerika, Eropa, Asia, dan Afrika. Di India, jumlah karyawan yang terkena PHK diperkirakan mencapai 1.000 orang. Samsung juga telah memberi pemberitahuan kepada karyawan di beberapa negara, termasuk China, di mana sekitar 30 persen staf di divisi penjualan akan terdampak. Isu PHK ini pertama kali dilaporkan oleh Reuters, Outlook Business, dan PCMag. Berikut adalah ulasan selengkapnya.

1. Samsung India berencana melakukan PHK terhadap 200 karyawan

Berdasarkan laporan Reuters, pada akhir 2023, Samsung memiliki total 267,8 ribu karyawan, dengan lebih dari separuhnya, sekitar 147 ribu, bekerja di luar negeri. Sekitar 25 ribu karyawan berada di divisi penjualan dan pemasaran, sedangkan 27,8 ribu lainnya bekerja di bidang berbeda.

Di India, Samsung mempekerjakan sekitar 25.000 orang, dengan hingga 1.000 di antaranya kemungkinan terdampak pengurangan tenaga kerja. Di Cina, sekitar 30 persen karyawan di divisi penjualan juga dilaporkan akan terkena dampaknya. Hal ini menunjukkan skala pengurangan global yang cukup besar. Samsung telah menawarkan paket pesangon bagi mereka yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), termasuk gaji tiga bulan dan satu bulan tambahan untuk setiap tahun masa kerja.

Di samping itu, Samsung India juga menunda perekrutan baru dan mempertimbangkan pengurangan karyawan kontrak. Langkah ini dianggap sebagai "penyesuaian" setelah sebelumnya terjadi lonjakan gaji untuk karyawan tingkat menengah dan junior, tetapi sekarang terjadi penurunan bisnis. PHK diperkirakan akan terus berlanjut, dan bisa meningkat setelah Diwali jika penjualan tidak membaik.

2. Samsung menghadapi persaingan ketat dari Apple dan Huawei di pasar premium smartphone

Kantor pusat Apple di Infinite Loop di Cupertino, California, AS. (commons.wikimedia.org/Joe Ravi)

Di pasar premium smartphone, Samsung menghadapi persaingan ketat dari Apple dan Huawei, serta TSMC dalam produksi chip kontrak. Selain itu, bisnis semikonduktor, yang merupakan tulang punggung Samsung, mengalami pemulihan yang lebih lambat dibanding pesaing seperti SK Hynix, yang memperkuat posisi mereka dalam memasok chip untuk kecerdasan buatan (AI). Untuk menghadapi tantangan ini, Samsung telah mengganti kepala divisi semikonduktor guna mempercepat pemulihan bisnis chip mereka yang sangat terdampak.

3. Selain isu PHK, Samsung India menghadapi eksodus eksekutif senior dan tuntutan kenaikan upah pekerja

Mr. Mohandeep Singh, Senior Consumer Electronics Samsung India (x.com/@TechnicalGuruji)

Baca Juga: Satu Dekade, IDN Bertransformasi Menjadi Consumer Tech Platform

Selain melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan, Samsung India juga mengalami gelombang eksodus eksekutif senior. Beberapa tokoh penting seperti Kunal Aggarwal, Direktur Senior sekaligus Kepala Penjualan, Operasi, dan Perencanaan, serta Mohandeep Singh, Wakil Presiden Senior Divisi Mobile, telah meninggalkan perusahaan. Menariknya, beberapa dari mereka yang hengkang diketahui bergabung dengan Xiaomi, salah satu pesaing utama Samsung di pasar smartphone. Hal ini menambah tekanan bagi perusahaan yang berusaha mempertahankan pangsa pasar di tengah persaingan yang semakin ketat.

Pada saat yang sama, para pekerja di unit Samsung di Sriperumbudur, Tamil Nadu, melakukan aksi mogok dengan tuntutan kenaikan upah. Mereka meminta agar upah dinaikkan dari Rs 25.000 (Rp4,5 juta) menjadi Rs 38.000 (Rp6,9 juta), serta peningkatan tunjangan dari Rs 150 (Rp27,5 ribu) menjadi Rs 250 (Rp45,9 ribu). Aksi mogok ini terjadi berbarengan dengan proses PHK yang sedang berlangsung, menunjukkan meningkatnya ketegangan antara manajemen dan pekerja.

Meskipun Samsung menyatakan bahwa kesejahteraan karyawan adalah prioritas utama, aksi mogok tersebut mencerminkan ketidakpuasan yang mendalam di kalangan pekerja. Samsung mengklaim bahwa mereka terus berkomitmen untuk menangani keluhan pekerja sesuai dengan hukum yang berlaku. Namun, ketegangan antara pihak manajemen dan pekerja tampaknya semakin memuncak akibat tuntutan yang belum terpenuhi.

4. Salah satu alasan utama pengurangan tenaga kerja adalah antisipasi terhadap perlambatan permintaan global

Samsung India tengah menghadapi penurunan permintaan konsumen, yang menyebabkan penurunan penjualan signifikan. Akibatnya, perusahaan terpaksa memangkas tenaga kerja, termasuk 200 karyawan, atau sekitar 9-10 persen dari manajerial di berbagai sektor seperti HP, elektronik, dan peralatan rumah tangga.

Salah satu alasan utama pengurangan tenaga kerja adalah antisipasi terhadap perlambatan permintaan global untuk produk teknologi seiring melemahnya ekonomi global. Meskipun Samsung masih mencatatkan laba, perusahaan perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga keseimbangan keuangan. Pengurangan staf ini juga dimaksudkan untuk menghemat biaya operasional dan menjaga daya saing perusahaan di tengah persaingan yang semakin ketat dan kondisi ekonomi yang sulit.

Verified Writer

Reyvan Maulid

Penyuka Baso Aci dan Maklor

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya