TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Uni Eropa Kirim 100 Ribu Dosis Pertama Vaksin Mpox ke RD Kongo

Vaksin mpox gelombang kedua dari UE akan menyusul secepatnya

Ilustrasi Bendera Uni Eropa. (unsplash.com/Christian Lue)

Jakarta, IDN Times - Komisi Eropa melaporkan bahwa Republik Demokratik (RD) Kongo akan menerima gelombang pertama 100 ribu vaksin mpox dari Uni Eropa (UE) pada Kamis (5/9/2024).

Vaksin tersebut diproduksi oleh Bavarian Nordic dan disumbangkan oleh UE sebagai komitmennya untuk mengatasi krisis kesehatan. UE menuturkan, pengiriman vaksin kedua diharapkan dapat dilakukan dalam beberapa hari mendatang, dilansir dari The Straits Times.

1. UE juga akan mengirimkan vaksin mpox ke negara Afrika lainnya

Pengiriman tersebut menandai langkah signifikan dalam mengekang wabah mpox di Afrika, khususnya di Kongo, yang telah bergulat dengan kekurangan vaksin yang parah.

UE telah berjanji membagikan 215 ribu dosis vaksin ke negara-negara Afrika yang terdampak. Sebanyak 351.500 dosis tambahan akan disumbangkan oleh sedikitnya 8 negara anggota Uni Eropa, sehingga jumlah total dosis vaksin menjadi 566.500.

Pihaknya juga akan mendukung negara-negara Afrika yang terdampak lebih lanjut dengan memperkuat sistem kesehatan, mengamankan rantai pasokan farmasi, dan mengembangkan manufaktur lokal. Hibah sebesar 9,4 juta euro (sekitar Rp160,6 miliar) juga direncanakan untuk memperluas akses ke diagnostik dan pengurutan pada awal musim gugur.

2. Vaksin mpox diprioritaskan untuk petugas kesehatan dan kelompok rentan

Ilustrasi pemberian vaksin. (unsplash.com/Mathurin NAPOLY / matnapo)

Nantinya, pemberian vaksin mpox akan diprioritaskan kepada petugas kesehatan dan orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti mereka yang menderita kekurangan gizi atau pengidap HIV.

"Ada rencana distribusi dan rencana vaksinasi, yang mencakup semua orang yang telah terinfeksi, serta kasus dari kontak ke kontak," kata Jean Kaseya, kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika.

"Vaksinnya mahal, namun teknologinya akan ditransfer ke Afrika mulai 2025 dan vaksin-vaksin ini akan diproduksi di Afrika dengan pengurangan biaya sekitar 85-90 persen," sambungnya, dikutip dari RFI.

Negosiasi untuk vaksin telah diselesaikan dan tujuannya adalah untuk memperoleh 10 juta dosis dengan cepat. Vaksin tersebut telah diamankan melalui Otoritas Tanggap Darurat Kesehatan Eropa (HERA).

Verified Writer

Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya