TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Singapura Imbau Warganya untuk Segera Tinggalkan Lebanon

Mengingat situasi yang tidak menentu di Timur Tengah

Bendera Singapura. (Unsplash.com/Justin Lim)

Intinya Sih...

  • Kementerian Luar Negeri Singapura menyarankan warganya di Lebanon untuk segera meninggalkan negara tersebut melalui pilihan komersial.
  • Warga Singapura diimbau untuk menghindari protes, pertemuan besar, perjalanan ke Beirut selatan dan Lebanon selatan, termasuk wilayah perbatasan Lebanon-Israel.
  • Maskapai penerbangan komersial dapat menangguhkan penerbangan mereka ke Tel Aviv dalam waktu dekat, sehingga warga Singapura di Israel harus tetap waspada.

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Singapura menyerukan kepada warga negaranya yang berada di Lebanon untuk segera meninggalkan negara tersebut melalui pilihan komersial selama masih tersedia.

"Mengingat situasi yang tidak menentu di kawasan tersebut, warga Singapura disarankan untuk menunda semua perjalanan ke Lebanon," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (28/9/2024).

Konflik Israel dan Hizbullah meluas pada bulan ini, ketika pasukan Israel melancaran serangan udara terbesar terhadap Lebanon dalam hampir dua dekade, yang menargetkan gerakan Hizbullah yang telah menembakkan roket ke Israel sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina, dilansir The Straits Times.

1. Warga Singapura diimbau memperhatikan saran dari pemerintah Lebanon

Kementerian juga mengimbau warganya untuk menghindari protes dan pertemuan besar, serta menghindari perjalanan ke Beirut selatan dan Lebanon selatan, termasuk wilayah perbatasan Lebanon-Israel.

"Warga Singapura yang memilih untuk tetap berada di Lebanon harus tetap waspada, memantau perkembangan setempat dengan saksama, memperhatikan saran dari pemerintah Lebanon," kata kementerian.

Dalam imbauan perjalanan sebelumnya yang diunggah di laman resmi Kemenlu Singapura pada 23 September 2024, pihaknya telah menyarankan warganya untuk menghindari semua perjalanan ke Jalur Gaza, Tepi Barat, dan perbatasan Israel dengan Jalur Gaza, Lebanon, dan Suriah.

Baca Juga: Pemimpinnya Tewas, Hizbullah Janji akan Balas Perbuatan Israel

2. Warga Singapura juga diimbau menghindari perjalanan ke Israel

Ilustrasi bendera Israel. (pexels.com/Leonid Altman)

Warga Singapura juga harus menghindari semua perjalanan yang tidak penting ke Israel, mengingat konflik yang sedang berlangsung. Maskapai penerbangan komersial juga dapat menangguhkan penerbangan mereka ke Tel Aviv dalam waktu dekat.

"Warga Singapura yang tinggal di Israel diimbau untuk tetap waspada, memantau perkembangan setempat dengan saksama, dan mematuhi pedoman Komando Front Dalam Negeri Israel," ujar kementerian dalam seruannya.

"Mereka juga harus menghindari area yang dikenal rawan gangguan publik atau tempat berkumpulnya banyak orang, terutama di Kota Tua dan Yerusalem Timur termasuk Haram al-Sharif/Temple Mount," sambungnya.

Kemenlu menambahkan, warga Singapura juga harus mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan demi keselamatan pribadi, termasuk membeli asuransi perjalanan dan asuransi kesehatan yang komprehensif.

Pemerintah Singapura sangat menganjurkan warganya yang berada di negara-negara Timur Tengah tersebut untuk mendaftar ke Kemenlu melalui situs webnya, sehingga pihaknya dapat menghubungi mereka jika diperlukan. Selain itu, warga Singapura juga disarankan untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan teman-teman mereka.

3. Serangan Israel ke Gaza dan Lebanon telah membunuh banyak orang

Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya perang Israel di Gaza, menyusul serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, serangan Israel di Gaza telah membunuh lebih dari 41.500 warga Palestina dan melukai lebih dari 96 ribu lainnya.

Sementara, Israel telah menolak seruan global untuk gencatan senjata dengan Hizbullah dan melanjutkan kampanye pengeboman yang telah menewaskan lebih dari 700 orang di Lebanon dan melukai lebih dari 5 ribu orang sejak Senin.

Badan Pengungsi PBB (UNHCR) mengatakan bahwa lebih dari 90 ribu orang mengungsi sejak 23 September, akibat eskalasi konflik antara Israel-Hizbullah. Sementara itu, lebih dari 30 ribu orang telah menyeberang ke Suriah dari Lebanon dalam 72 jam terakhir, yang mana sebagian dari mereka adalah warga Suriah.

"Sekitar 80 persen dari mereka yang menyeberang adalah warga Suriah dan sekitar 20 persen adalah warga Lebanon," kata Gonzalo Vargas Llosa, perwakilan UNHCR di Suriah dalam sebuah konferensi pers pada Jumat (27/9/2024), dikutip dari Al Jazeera.

Baca Juga: Fakta Hassan Nasrallah, Pemimpin Hizbullah yang Ditakuti Israel

Verified Writer

Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya