Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Jumlah dokter asing terus meningkat di Korea Selatan (Korsel) di tengah aksi mogok kerja yang berkepanjangan oleh para dokter dan dokter magang di negara itu, imbas usulan pemerintah mengenai penambahan kuota sekolah kedokteran.
Laporan pada Sabtu (10/8/2024) tersebut muncul di tengah rencana kementerian kesehatan untuk mengizinkan dokter asing untuk melakukan praktik di Korsel jika diperlukan, bahkan sebelum mereka memperoleh lisensi lokal, dilansir Yonhap.
1. Jumlah dokter asing di Korsel mengalami peningkatan tiap tahunnya
Ilustrasi bendera Korea Selatan. (unsplash.com/Daniel Bernard) Menurut data yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan kepada Kim Mi-ae dari Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa, jumlah dokter asing yang menjalankan praktik kedokteran mencapai 546 orang pada Juni. Angka tersebut naik 20,8 persen dari 452 orang yang terhitung pada 2019.
Data menunjukkan bahwa sejak 2019 jumlah dokter asing terus meningkat, menjadi 472 pada 2020, 485 pada 2021, 500 pada 2022, dan 521 pada tahun lalu.
Untuk dokter asing yang ingin menjalankan praktik kedokteran di Korea Selatan, mereka harus lulus ujian sertifikasi nasional untuk memperoleh lisensi medis setelah lulus dari sekolah kedokteran bersertifikat di negara lain dan mendapatkan lisensi medis dari negara tempat sekolah mereka berada.
2. Praktik dokter asing di Korsel dalam jangka waktu terbatas
Ilustrasi keadaan rumah sakit. (unsplash.com/Hush Naidoo Jade Photography) Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa pihaknya mungkin mempertimbangkan untuk mengizinkan dokter asing yang tidak memiliki lisensi lokal untuk menjalankan praktik kedokteran sampai batas waktu tertentu, apabila terdapat kondisi kesehatan dan medis yang serius di Negeri Ginseng.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Pemerintah telah mengatakan, Korsel akan menghadapi kekurangan dokter yang serius, terutama di rumah sakit umum yang dirancang untuk merawat pasien yang sakit kritis.
Rumah sakit setempat sebelumnya berupaya merekrut lebih dari 7.600 dokter magang untuk program pelatihan mereka, yang dimulai bulan depan. Akan tetapi, hanya 104 orang yang melamar posisi tersebut. Sementara, banyak dokter juga bersumpah untuk memboikot pelatihan bagi para pelamar baru, serta menyerukan pemerintah untuk membatalkan kenaikan kuota sekolah kedokteran.
Ribuan dokter, dokter magang hingga profesor medis telah berhenti dari pekerjaan mereka sejak Februari, ketika pemerintah mendorong peningkatan permanen kuota sekolah kedokteran sebanyak 2 ribu kursi.