TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kasus Rawat Inap COVID-19 Meningkat 6 Kali Lipat di Korsel

Pasien rawat inap terbanyak adalah mereka yang lansia

Ilustrasi brankar rumah sakit. (pexels.com/Pixabay)

Intinya Sih...

  • Jumlah pasien COVID-19 rawat inap di Korea Selatan naik tajam dalam beberapa minggu terakhir.
  • 65% pasien yang dirawat adalah lansia (usia di atas 65 tahun), 18% berusia 50-64 tahun. Gelombang virus dipicu oleh subvarian KP.3 dari varian omicron.
  • Pemerintah akan meningkatkan pengawasan terhadap lansia dan kelompok berisiko tinggi lainnya, merekomendasikan kebersihan diri, dan memberikan vaksin gratis untuk kelompok berisiko tinggi.

Jakarta, IDN Times - Otoritas kesehatan Korea Selatan (Korsel) mengatakan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 telah meningkat tajam dalam beberapa minggu terakhir. Data ini disampaikan pada Jumat (9/8/2024), di tengah kebangkitan virus pada musim panas di negara tersebut.

Tingkat deteksi virus pada pasien COVID-19 di Korsel adalah 13 persen pada minggu kedua Juli, lalu naik sekitar 40 persen pada minggu pertama Agustus. Jumlah infeksi diperkirakan dapat meningkat lebih lanjut dalam beberapa minggu mendatang, Arirang News melaporkan.

Baca Juga: Waspada Ancaman COVID di Olimpiade 2024

1. Total 861 pasien COVID-19 pada minggu pertama Agustus

Tercatat, jumlah orang yang dirawat inap karena COVID-19 di 220 rumah sakit di seluruh Negeri Ginseng adalah 148 pasien pada minggu kedua Juli. Angka itu meningkat menjadi 861 pasien pada minggu pertama Agustus. Ini berarti mengalami peningkatan sekitar enam kali lipat dalam sebulan.

Sekitar 65 persen pasien yang dirawat adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas, dan sekitar 18 persen berusia antara 50-64 tahun.

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan, gelombang virus terbaru dipicu oleh subvarian KP.3 dari varian omicron yang menyebar cepat, yang mencakup 45,5 persen dari total kasus pada Juli.

2. Pemerintah juga akan memastikan pasokan obat-obatan dan alat uji yang stabil

Ilustrasi alat uji COVID-19. (unsplash.com/Annie Spratt)

Sejak minggu pertama Agustus, pemerintah mengumumkan bahwa obat-obatan akan dipasok dua kali seminggu. Pihaknya juga berjanji untuk menyediakan lebih dari 5 juta alat tes mandiri dalam bulan ini. Hal tersebut sebagai respons atas kekurangan alat tes mandiri dan obat-obatan untuk COVID-19 karena kebangkitan virus yang tak terduga di beberapa daerah.

Pemerintah juga menjamin tidak akan ada gangguan dalam perawatan rumah sakit untuk COVID-19, meskipun ada aksi mogok kerja dari tenaga medis. Ini karena lebih dari 90 persen pasien yang terinfeksi virus tersebut menderita gejala ringan.

Namun demikian, jumlah pasien penyakit tersebut diperkirakan akan meningkat karena siklus COVID-19 sebelumnya melonjak pada akhir Agustus. Pemerintah juga akan meningkatkan pengawasan terhadap mereka yang lanjut usia (lansia) dan kelompok berisiko tinggi lainnya.

Baca Juga: UU Larangan Konsumsi Daging Anjing Mulai Berlaku di Korsel

Verified Writer

Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya