TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kanada Perintahkan Warganya di Lebanon untuk Segera Pulang

Di tengah eskalasi perang Israel-Hizbullah

Ilustrasi bendera Kanada. (unsplash.com/Jason Hafso)

Intinya Sih...

  • Kanada meminta warganya di Lebanon untuk segera pulang karena serangan udara Israel yang memicu serangan balasan Hizbullah.
  • Menteri Luar Negeri Kanada mengekspresikan kekhawatiran atas eskalasi antara Israel dan Hizbullah serta mendesak deeskalasi segera.
  • Serangan udara Israel ke Lebanon menewaskan 492 orang, melukai 1.645 orang, dan mengakibatkan meningkatnya ketegangan antara kedua negara.

Jakarta, IDN Times - Kanada pada Senin (23/9/2024) meminta warganya di Lebanon untuk segera pulang, menyusul meningkatnya serangan udara Israel di Lebanon yang memicu serangan balasan Hizbullah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Bagi warga negara Kanada dan penduduk tetap yang berada di Lebanon, segera pulang," kata Menteri Luar Negeri Melanie Joly di media sosial X, yang memperingatkan agar tidak membuat rencana perjalanan ke Lebanon.

"Situasi keamanan di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel sangat tidak stabil dan dapat meningkat tanpa peringatan kapan saja," sambungnya.

1. Kekhawatiran serius Kanada atas konflik Israel-Hizbullah

Joly juga menyatakan kekhawatiran serius negaranya atas eskalasi antara Israel dan Hizbullah, dengan menekankan prioritas perlindungan warga sipil di kedua belah pihak dan di seluruh wilayah.

Ia menuturkan, bahwa pihaknya sedang berhubungan dengan rekan-rekannya di Lebanon dan Israel, mendesak 'deeskalasi segera di perbatasan antara Israel dan Lebanon untuk mencegah bencana yang menghancurkan', dilansir Anadolu Agency.

2. Serangan Israel ke Lebanon menewaskan 492 dan melukai 1.645 orang

Israel telah melancarkan serangkaian serangan udara ke Lebanon selatan dan timur pada Senin, dengan Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan serangan itu menewaskan 492 orang, termasuk 35 anak-anak dan 58 wanita, serta melukai 1.645 orang. Jumlah korban di hari itu sangat besar bagi negara yang masih belum pulih dari serangan mematikan terhadap perangkat komunikasi pekan lalu. Insiden tersebut merupakan serangan paling mematikan sejak perang Israel-Hizbullah pada 2006.

Militer Israel memperingatkan penduduk di Lebanon selatan dan timur untuk mengungsi menjelang perluasan kampanye udara terhadap Hizbullah. Dalam sebuah pesan yang direkam Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, ia mendesak warga sipil Lebanon untuk mengindahkan seruan Israel untuk mengungsi. Ia juga mengatakan 'respons peringatan ini dengan serius'.

"Silahkan menjauh dari tempat yang berbahaya sekarang. Setelah operasi kami selesai, kalian dapat kembali ke rumah kalian dengan selamat," ujarnya, dikutip dari Associated Press.

3. Israel-Hizbullah telah terlibat perang lintas perbatasan sejak 7 Oktober tahun lalu

Pasukan Israel mengintensifkan serangan mereka terhadap Lebanon dan mengabaikan peringatan masyarakat internasional bahwa mereka akan mengambil risiko menyebarkan konflik Gaza ke wilayah lain.

Ketegangan meningkat antara Israel dan Hizbullah, menyusul serangan udara mematikan minggu lalu yang menewaskan setidaknya 45 orang. Ini termasuk wanita dan anak-anak, serta melukai puluhan lainnya di pinggiran kota Beirut.

Hizbullah mengonfirmasi bahwa 16 anggotanya, termasuk pemimpin senior Ibrahim Aqil dan komandan tinggi Ahmed Wahbi, tewas dalam serangan udara Israel.

Sementara itu, Hizbullah mengatakan telah menembakkan puluhan roket ke Israel, termasuk ke pangkalan militer. Mereka juga menargetkan fasilitas perusahaan pertahanan Rafael, yang berkantor pusat di Haifa.

Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak meletusnya perang Israel di Gaza, yang menewaskan lebih dari 41.400 orang, menyusul serangan lintas perbatasan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Baca Juga: Kanada Batasi Jumlah Izin Belajar dan Kerja bagi Warga Asing

Verified Writer

Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya