TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jepang Luncurkan Satelit Pengintai ke Orbit dengan Roket H2A

Misi yang berhasil setelah mengalami 2 kali penundaan

Roket H2A Jepang yang diluncurkan oleh JAXA dari Tanegashima Space Center, di prefektur barat daya Kagoshima pada Kamis (7/9/2023). (twitter.com/JAXA_HR)

Jakarta, IDN Times - Jepang luncurkan satelit pengumpul informasi ke orbit yang direncanakan mengelilingi Bumi, menggunakan roket berbahan bakar cair H2A.

NHK News melaporkan, roket tersebut lepas landas dari Pusat Luar Angkasa Tanegashima di Prefektur Kagoshima, barat daya Jepang, pukul 14:24 siang waktu setempat pada Kamis (26/9/2024). Sebelumnya, misi tersebut telah mengalami dua kali penundaan akibat cuaca yang tidak mendukung.

1. Apa saja misi satelit pengintai yang diluncurkan tersebut?

Dioperasikan oleh Pusat Intelijen Satelit Kabinet milik pemerintah, satelit pengintai ini akan digunakan untuk keamanan, seperti memantau fasilitas peluncuran rudal Korea Utara (Korut). Satelit mata-mata de facto tersebut pertama kali diperkenalkan pada 1998, setelah peluncuran rudal balistik oleh Korut, dikutip dari Nippon.

Selain itu, satelit tersebut dirancang untuk menangkap gambar permukaan bumi, guna memantau kondisi tanah dari luar angkasa yang digunakan untuk menilai tingkat kerusakan setelah bencana berskala besar.

Satelit yang diluncurkan pada Kamis adalah satelit radar yang dapat mengambil foto di malam hari atau dalam kondisi cuaca buruk. Satelit ini akan menggantikan satelit yang saat ini sedang beroperasi.

Baca Juga: Buntut Insiden Penusukan, China Peringati Warganya yang ke Jepang

2. Roket H2A akan digantikan dengan roket H3

Peluncuran roket H2A pada Kamis merupakan rangkaian peluncuran ke-49 dan telah menandai peluncuran ke-43 yang sukses berturut-turut. Akan tetapi, menghadapi tantangan seperti biaya tinggi.

Jepang berencana luncurkan satu lagi H2A dalam peluncuran roket ke-50 yang direncanakan pada tahun fiskal saat ini pada akhir Maret 2025. Hal ini dilakukan sebelum seri tersebut digantikan oleh roket H3 generasi berikutnya yang dikembangkan oleh Badan Eksplorasi Antariksa Jepang (JAXA) dan Mitsubishi Heavy Industries Ltd.

Menurut JAXA, harga layanan peluncuran untuk H3 diperkirakan lebih rendah daripada H2A.

3. Jepang berambisi meluncurkan roket H3 setiap tahunnya

Bendera Jepang. (Unsplash.com/ Roméo A.)

Pada Juli, JAXA meluncurkan roket H3 No.3 yang digunakan untuk membawa satelit observasi bumi (Advanced Land Observing Satelite-4/ALOS-4) atau yang dikenal sebagai DAICHI-4 ke orbit. Satelit yang diluncurkan tersebut digunakan untuk mengamati daerah-daerah yang dilanda bencana dan memantau perubahan permukaan tanah akibat aktivitas gunung berapi atau gempa bumi.

Nantinya, roket H3 juga akan digunakan dalam program eksplorasi Bulan Artemis yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS). Astronot Jepang direncanakan akan dikirim ke permukaan Bulan bersama astronot AS pada misi eksplorasi bulan Mars untuk mengambil sampel.

Melihat pijakan di sektor peluncuran satelit yang semakin kompetitif dan persaingan global yang semakin ketat sejak SpaceX AS memasuki pasar, JAXA bermaksud meluncurkan enam roket H3 setiap tahunnya, dilansir Kyodo News.

Baca Juga: Pertama Kali, Kapal Perang Jepang Lintasi Selat Taiwan

Verified Writer

Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya