TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Farmasi Jepang Selidiki 76 Kematian Terkait Suplemen Kesehatan

Laporan terbaru menambah total 80 kasus kematian

Ilustrasi obat. (unsplash.com/Christina Victoria Craft)

Intinya Sih...

  • Kobayashi Pharmaceutical sedang menyelidiki 76 kematian yang mungkin terkait dengan suplemen kesehatan yang dijualnya secara nasional.
  • Pemerintah Jepang merasa kesal dengan lambatnya perusahaan tersebut dalam merilis informasi, sejak dugaan kematian pertama yang mungkin terkait dengan choleste help dilaporkan pada Maret.
  • Perusahaan mengumumkan bahwa asam puberulat, senyawa alami dari jamur biru, adalah penyebab penyakit berhubungan dengan ginjal setelah mengonsumsi suplemen tersebut.

Jakarta, IDN Times - Perusahaan farmasi Jepang, Kobayashi Pharmaceutical, mengatakan pihaknya sedang menyelidiki 76 kematian yang mungkin terkait suplemen kesehatan yang dijualnya secara nasional. Ini berarti total 80 kasus kematian terkait suplemen yang mengandung ragi itu.

Pada Maret, perusahaan obat tersebut telah melaporkan 5 kematian setelah mengonsumsi suplemen 'benji-koji choleste help'. Namun, baru-baru ini mengoreksi angka tersebut menjadi 4 kematian, dengan mengatakan ada 1 orang yang tidak menggunakan suplemen itu, dilansir Kyodo News.

Baca Juga: CEK FAKTA: Bakteri Pemakan Daging dari Jepang Sudah Masuk Indonesia

1. Pemerintah Jepang akan turun tangan dalam menangani masalah tersebut

Pemerintah Jepang merasa kesal dengan lambatnya perusahaan tersebut dalam merilis informasi, sejak dugaan kematian pertama yang mungkin terkait dengan choleste help dilaporkan pada Maret.

Disebutkan, sejak itu perusahaan tersebut telah menerima laporan bahwa 1.656 orang mencari nasihat medis terkait masalah kesehatan karena choleste help. Perusahaan itu juga melaporkan, sebanyak 289 orang telah dirawat di rumah sakit.

Pihaknya juga mengatakan telah menarik kembali produk tersebut, baik di Jepang maupun di China, satu-satunya tempat di luar Negeri Sakura yang menjual produk itu.

Menanggapi lonjakan mendadak dalam jumlah kematian yang dilaporkan, Menteri Kesehatan Keizo Takemi mengatakan sangat disesalkan bahwa Kobayashi Pharmaceutical tidak memberi tahu kementerian lebih awal. 

"Pemerintah akan turun tangan untuk mengambil peran yang lebih aktif dalam penyelidikan, setelah mengizinkan perusahaan tersebut melaporkan sendiri temuannya," kata Takemi pada Jumat (28/6/2024).

"Kita tidak bisa membiarkan Kobayashi Pharmaceutical menanganinya sendiri," sambungnya, dikutip dari The Straits Times.

Kementerian kesehatan mengatakan kepada perusahaan itu untuk membuat laporan pada Sabtu terkait penyelidikan mereka mengenai alasan dan kemungkinan penyebab kematian 76 orang tersebut.

2. Alasan perusahaan lambat memberi informasi kematian

Kobayashi Pharmaceutical mengatakan, alasan jumlah kematian yang mungkin terkait dengan suplemen tersebut meningkat secara signifikan karena butuh waktu untuk menghubungkan masalah kesehatan tertentu dengan konsumsi produknya.

Perusahaan itu mengatakan, dari 76 kasus baru, penyebab kematian tidak hanya mencakup penyakit yang berhubungan dengan ginjal, tetapi juga kanker, infark serebral, pneumonia, dan diseksi aorta.

Pada Jumat, perusahaan tersebut meminta maaf karena menyebabkan banyak kekhawatiran di masyarakat. 

"Kami menanggapi hal ini dengan sangat serius," ujarnya dalam menanggapi komentar dari menteri kesehatan.

Baca Juga: Jepang Bentuk Koordinator Lepas Landas dan Pendaratan di 8 Bandara

Verified Writer

Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya