TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Banyak Laporan Kejahatan Seksual Pasukannya di Jepang, Ini Langkah AS

Banyaknya keluhan terhadap perilaku personel militer AS

Ilustrasi pasukan militer. (unsplash.com/Filip Andrejevic)

Intinya Sih...

  • Pasukan AS akan memperkuat langkah-langkah untuk mencegah terulangnya serangan seksual oleh personel pasukan militer AS di Jepang, sebagai tanggapan atas serangkaian insiden kejahatan seksual baru-baru ini.
  • Pihak AS akan melakukan lebih banyak patroli di distrik-distrik di luar pangkalan AS guna memperkuat pengawasan, serta merevisi sistem kebijakan kebebasan yang mengatur aktivitas di luar pangkalan anggota militer AS.
  • Pemerintah Jepang menyerukan pengawasan yang lebih ketat terhadap pasukan AS yang ditempatkan di Negeri Sakura setelah seorang tentara didakwa atas dugaan pelecehan seksual terhadap seorang remaja Jepang di Prefektur Okinawa

Jakarta, IDN Times - Pasukan Amerika Serikat (AS) akan memperkuat langkah-langkah pencegahan terulangnya serangan seksual oleh personel pasukan militer AS yang bertugas di Jepang. Hal ini sebagai tanggapan atas serangkaian insiden kejahatan seksual baru-baru ini di prefektur Okinawa.

Peryataan tersebut disampaikan oleh Duta Besar AS untuk Jepang, Rahm Emanuel, dan Koordinator wilayah Okinawa dan kepala pasukan AS di prefektur tersebut, Roger Turner, dilansir The Straits Times, Sabtu (13/7/2024).

Baca Juga: Antisipasi China, Militer AS Bentuk Resimen Pesisir di Okinawa

1. Apa saja tindakan yang diperkenalkan AS guna mencegah pasukannya melakukan kejahatan seksual?

Hal tersebut sebagai tindakan untuk memperkuat langkah-langkah yang relevan. Pihaknya juga mengungkapkan penyesalan yang mendalam atas dugaan kasus yang baru-baru ini terjadi.

"Jelas bahwa perlindungan dan prosedur kami saat ini tidak memenuhi standar yang kami tetapkan untuk diri kami sendiri," demikian bunyi pernyataan bersama tersebut pada 12 Juli.

Sebagai bagian dari langkah-langkah baru yang akan diambil, akan ada lebih banyak patroli di distrik-distrik di luar pangkalan AS guna memperkuat pengawasan.

Mengenai kebijakan kebebasan yang mengatur aktivitas di luar pangkalan anggota militer AS yang bertugas di Jepang dan mengharuskan mereka menghadiri sesi pencegahan kekerasan seksual, pernyataan tersebut mengatakan bahwa sistem telah direvisi agar perwira atasan secara langsung memberikan instruksi kepada setiap anggota militer.

2. Kasus kejahatan seksual yang baru-baru ini terjadi di Okinawa

Ilustrasi suasana ruang pengadilan. (Unsplash.com/David Veksler)

Pada Juni, pemerintah Jepang menyerukan pengawasan yang lebih ketat terhadap pasukan AS yang ditempatkan di Negeri Sakura. Seruan ini datang setelah seorang tentara didakwa atas dugaan pelecehan seksual terhadap seorang remaja Jepang di Prefektur Okinawa.

NHK News melaporkan, pria tersebut bernama Brennon Washington dan berusia 25 tahun. Dia merupakan seorang anggota Angkatan Udara AS yang ditempatkan di Pangkalan Udara Kadena di prefektur tersebut. Dia dituding melakukan penyerangan.

Dalam sidang pertama yang berlangsung di Pengadilan Distrik Naha pada 12 Juli, Washington mengaku tidak bersalah atas tuduhan itu. Dakwaan tersebut menuduh Washington mendekati gadis tersebut, yang berusia di bawah 16 tahun, di sebuah taman di bagian tengah pulau utama Okinawa pada Desember 2023. Lalu, mengantarnya ke rumahnya dan melakukan kekerasan seksual terhadapnya. Mereka tidak saling kenal.

Terdakwa membantah tuduhan itu dan mengklaim bahwa dia tidak menculik atau melakukan kekerasan seksual terhadap gadis tersebut. Pengacaranya juga berpendapat bahwa terdakwa tidak mendekati gadis itu dengan maksud melakukan tindakan tidak senonoh. Pihaknya juga bersikeras bahwa terdakwa menyakini gadis itu berusia 18 tahun dan interaksi seksual tersebut dilakukan atas dasar suka sama suka.

Dalam pernyataan pembukaan, jaksa mengatakan terdakwa telah mengantar gadis itu ke rumahnya dan melakukan kekerasan seksual terhadapnya setelah membuatnya tidak mungkin menyatakan tidak setuju. Mereka juga mengatakan kepada pengadilan bahwa gadis itu memberi tahu ibunya tentang apa yang terjadi padanya setelah kembali ke rumah, dan ibunya pun segera menelpon polisi.

Sidang berikutnya dijadwalkan pada 23 Agustus. Korban dan ibunya akan memberikan kesaksian di pengadilan.

Baca Juga: Okinawa Tolak Rencana PM Jepang Relokasi Pangkalan Militer AS

Verified Writer

Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya