Australia Beli Pesawat P-8A Poseidon dan Drone, Habis Rp14,8 Triliun!
Untuk meningkatkan pengawasan maritim
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Australia akan menggelontorkan dana senilai lebih dari 1,5 miliar dolar Australia (sekitar Rp14,8 triliun) untuk pembelian pesawat tak berawak jarak jauh alias drone militer MQ-4C Triton yang keempat dan pesawat intai P-8A Poseidon.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Industri Pertahanan Pat Conroy, guna memastikan Negeri Kanguru memiliki salah satu armada pesawat patroli dan respons maritim tercanggih di dunia.
"Pembelian Triton tambahan akan meningkatkan operasi dari pangkalan-pangkalan di utara Australia, yang merupakan prioritas dalam Tinjauan Strategis Pertahanan," kata Conroy dalam sebuah pernyataan pada Selasa (19/9/2023).
"Peningkatan armada pesawat Poseidon memperkuat kemampuan kami untuk mengamankan dan melindungi kepentingan maritim Australia," Conroy menambahkan.
Baca Juga: Pentagon Kirim Bantuan Pesawat Poseidon Cari KRI Nanggala-402
Baca Juga: Jokowi: ASEAN-Australia Wajib Jaga Indo-Pasifik
1. Antisipasi konflik di Indo-Pasifik
MQ-4C Triton tersebut akan melakukan pengawasan jangka panjang dan terus-menerus di seluruh wilayah maritim Australia. Drone militer pertama, termasuk sistem darat dan pendukung terkait akan dikirim ke Australia pada 2024.
Pesawat MQ-4C Triton yang diproduksi Northrop Grumman Corporation, saat ini sedang dikembangkan dan diakuisisi oleh Angkatan Pertahanan Australia bekerja sama dengan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS).
Drone tersebut akan berpangkalan di Pangkalan RAAF Tindal, Wilayah Utara (Northern Territory), paling dekat dengan Asia. Nantinya, MQ-4C dioperasikan oleh Skuadron No.9 yang baru dibentuk di Pangkalan RAAF Edinburgh, Australia Selatan.
Dilansir Reuters, Canberra meningkatkan patroli maritim dan armada pesawat di utara negara itu sebagai titik fokus untuk menghalangi musuh, serta melindungi jalur perdagangan dan komunikasi. Hal ini mengingat persaingan ketat antara AS dan China di kawasan Indo-Pasifik yang semakin meningkat dan memiliki potensi konflik kedepannya.
Editor’s picks
Baca Juga: Warga Australia Unjuk Rasa Dukung Referendum Konstitusi Aborigin
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.