TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

AS Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Lebanon

AS keluarkan peringatan perjalanan Level 4 tertinggi

Ilustrasi bendera Amerika Serikat. (unsplash.com/Brandon Mowinkel)

Intinya Sih...

  • Departemen Luar Negeri (Deplu) AS mengeluarkan peringatan perjalanan Level 4 tertinggi untuk Lebanon karena situasi keamanan yang tidak stabil dan tidak dapat diprediksi.
  • Kedutaan Besar AS di Beirut mengimbau warga negara AS meninggalkan Lebanon, menyebutkan bahwa penerbangan komersial masih tersedia tetapi dengan kapasitas yang dikurangi.
  • Pemerintah AS juga memperingatkan warganya di Lebanon tentang risiko kejahatan, terorisme, kerusuhan sipil, penculikan, ranjau darat, dan konflik bersenjata serta menghindari demonstrasi dan pertemuan besar.

Jakarta, IDN Times - Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) mengumumkan pada Sabtu (28/9/2024) bahwa peringatan perjalanan Level 4 tertinggi untuk Lebanon masih berlaku. Sebab, situasi keamanan yang tidak stabil dan tidak dapat diprediksi.

"Jangan bepergian ke Lebanon karena kejahatan, terorisme, kerusuhan sipil, penculikan, ranjau darat yang belum meledak, dan risiko konflik bersenjata," demikian pernyataan departemen tersebut.

1. AS imbau warganya tinggalkan Lebanon selagi masih ada penerbangan komersial

Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Beirut mengimbau warga negaranya meninggalkan Lebanon, di saat pilihan penerbangan komersial masih tersedia. 

"Saat ini, penerbangan komersial tersedia, tetapi dengan kapasitas yang dikurangi. Jika situasi keamanan memburuk, pilihan penerbangan komersial mungkin tidak tersedia," kata Deplu AS.

"Silahkan periksa pilihan penerbangan di Bandara Internasional Rafic Hariri Beirut," sambungnya.

Pihaknya juga mengatakan, jika warga memilih untuk tetap tinggal di Lebanon, bersiaplah untuk berlindung di tempat yang aman jika situasi semakin memburuk. AS juga sangat menganjurkan warganya yang berada di Lebanon selatan, dekat perbatasan dengan Suriah, atau di pemukiman pengungsi untuk segera meninggalkan daerah-daerah tersebut.

Warga negara AS yang masih berada di Lebanon juga diminta untuk harus menyadari risiko-risiko tersebut dan meninjau kembali rencana keamanan pribadi mereka. Pihaknya juga memperingatkan bahwa Kedubes AS tidak selalu dapat mengevakuasi warga yang memilih untuk tetap tinggal jika situasi memburuk.

Baca Juga: Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah Dibunuh Pakai Bom Buatan AS

2. Beberapa staf Kedubes AS di Beirut diperintahkan untuk tinggalkan Lebanon

Pemerintah AS juga mengimbau warganya untuk menghindari demonstrasi dan berhati-hati jika berada di sekitar pertemuan besar atau protes karena berpotensi berubah menjadi kekerasan dengan cepat tanpa pemberitahuan.

Dalam pernyataan terbarunya, Deplu AS juga memerintahkan beberapa staf di Kedubes AS dan anggota keluarganya untuk meninggalkan Lebanon. Sementara, untuk para staf yang masih di Beirut dilarang melakukan perjalanan pribadi tanpa izin terlebih dahulu. 

Pembatasan perjalanan tambahan dapat diberlakukan pada personel AS di bawah tanggung jawab keamanan Kepala Misi, dengan sedikit atau tanpa pemberitahuan karena meningkatnya masalah atau ancaman keamanan.

3. Kondisi terkini di Lebanon di tengah meningkatnya serangan Israel

Imbauan terbaru Deplu AS tersebut menyusul pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah oleh Israel. Pada Sabtu, tentara Israel mengumumkan pembunuhan yang berhasil kepada pemimpin kelompok tersebut dalam serangan udara di pinggiran selatan Beirut. Hizbullah juga telah mengonfirmasi kematian Nasrallah.

Masyarakat internasional telah menyatakan kekhawatirannya atas tindakan Israel di Lebanon, serta memperingatkan bahwa serangan tersebut dapat meningkatkan konflik Gaza yang sedang berlangsung menjadi perang regional yang lebih luas, dilansir Anadolu Agency.

Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak meletusnya perang Israel di Gaza, menyusul serangan lintas perbatasan Hamas pada 7 Oktober 2023. Hizbullah meluncurkan roket ke Israel sebagai bentuk solidaritas dengan Hamas di Gaza.

Komite Darurat Pemerintah Lebanon pada Minggu melaporkan bahwa sejak Oktober tahun lalu, serangan Israel telah menewaskan 1.640 orang, ini termasuk 104 anak-anak dan 194 wanita. Sedangkan, 8.408 lainnya mengalami luka-luka.

Sementara itu, sejak serangan intensif Israel pada 23 September, telah menyebabkan sekitar 36.188 warga Suriah dan 41.307 warga Lebanon menyeberangi perbatasan ke wilayah Suriah, dilansir Al Jazeera.

Baca Juga: Di PBB, Menlu Retno Sindir Pidato PM Israel Netanyahu

Verified Writer

Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya