TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Turki Resmi Mendaftar Jadi Anggota BRICS

Tingkatkan hubungan Timur dan Barat secara bersamaan

ilustrasi (Unsplash.com/Meg Jerrard)

Intinya Sih...

  • Pemerintah Turki memohon bergabung dengan kelompok BRICS, dipimpin oleh Rusia dan China.
  • Turki adalah anggota NATO pertama yang mengajukan diri bergabung BRICS, diharapkan akan membahas penerimaan anggota baru dalam pertemuan di Rusia bulan depan.
  • Presiden Erdogan ingin meningkatkan hubungan Turki dengan Timur dan Barat secara bersamaan, sambil tetap menjadi mediator antara Rusia dan Ukraina.

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Turki secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan kelompok BRICS. Ajudan Presiden Vladimir Putin untuk urusan luar negeri Yuri Ushakov, mengatakan hal itu pada Rabu (4/9/2024).

BRICS adalah kelompok negara-negara pasar berkembang yang dipimpin oleh Rusia dan China. Kelompok ini juga bisa disebut sebagai pesaing kelompok G7. Turki menjadi anggota NATO pertama yang resmi mengajukan diri bergabung BRICS.

Juru bicara partai penguasa Turki Omer Celik mengatakan, bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah beberapa kali menyatakan akan jadi anggota aliansi BRICS. Namun dia tidak mengonfirmasi minggu ini bahwa Ankara telah mengajukan permohonan resmi.

1. Permohonan Turki gabung BRICS kemungkinan dibahas bulan depan

ilustrasi Rusia (Unsplash.com/Ivan Shilov)

Ushakov mengatakan, BRICS tahun ini diketuai oleh Rusia. Permohonan Turki secara resmi untuk bergabung dengan kelompok tersebut akan dipertimbangkan.

Dilansir ABC News, BRICS diperkirakan akan membahas penerimaan anggota baru dalam pertemuan di Rusia bulan depan.

Pada Senin, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Turki telah menyatakan minatnya untuk bergabung dengan BRICS. Presiden Putin awal tahun ini juga menyambut minat Turki untuk bergabung dengan aliansi tersebut, berjanji akan mendukung aspirasi dan keinginan bersama.

2. Bekerja sama dengan Timur dan Barat

Sebagai salah satu anggota NATO, Turki tidak bergabung dengan sanksi Barat yang dijatuhkan kepada Rusia atas invasinya ke Ukraina. Ankara justru telah berupaya menjadi mediator Rusia dan Ukraina.

Dilansir The Telegraph, Erdogan telah memainkan peran penting dalam negosiasi pengiriman gandum dari pelabuhan Laut Hitam dan pertukaran tahanan baru-baru ini antara Rusia dan Amerika Serikat (AS).

"Turki dapat menjadi negara yang kuat, makmur, bergengsi, dan efektif jika meningkatkan hubungannya dengan Timur dan Barat secara bersamaan," kata Erdogan akhir pekan lalu.

Erdogan telah berulang kali mengkritik dukungan AS terhadap Israel. Dia menegaskan Turki tidak harus memilih antara Uni Eropa (UE) dan mitra lain di dunia yang kian terpolarisasi.

"Sebaliknya, kita harus mengembangkan hubungan dengan kedua organisasi ini dan organisasi lainnya atas dasar saling menguntungkan. Metode apa pun selain ini tidak akan menguntungkan Turki, tetapi akan merugikannya," jelas Erdogan.

Verified Writer

Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya