TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tertarik dengan BRICS, Rusia Sambut Baik Turki

BRICS jadi alternatif kerja sama yang potensial

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov (Twitter.com/Russian Embassy, IDN)

Intinya Sih...

  • BRICS menyambut ketertarikan Turki untuk bergabung, diungkapkan oleh juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
  • Pada Senin, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan akan menghadiri pertemuan BRICS di Rusia tanpa secara resmi mengutarakan bergabung.
  • Turki mempertimbangkan BRICS sebagai platform alternatif karena beberapa negara Eropa menentang keanggotaan UE, dan China menindas minoritas Uighur di Xinjiang.

Jakarta, IDN Times - Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, pihaknya menyambut baik ketertarikan Turki yang ingin menjadi bagian dari BRICS. Hal itu diungkapkannya pada Selasa (4/6/2024).

Pada Senin, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan berkunjung ke China. Dia mengatakan akan menghadiri pertemuan yang direncanakan BRICS di Rusia. Namun Ankara belum secara resmi mengutarakan bergabung dengan kelompok tersebut.

BRICS adalah kelompok kerja sama negara berkembang yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan. Saat ini, ada negara-negara lain yang berminat untuk bergabung, yakni Ethiopia, Iran, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA) dan lainnya.

Baca Juga: BRICS Terima 6 Anggota Baru, Indonesia Gimana?

1. Ketertarikan Turki akan dibahas pada KTT

ilustrasi (Pixabay.com/Peggy_Marco)

Turki menjadi negara terbaru yang berminat untuk bergabung BRICS. Ketertarikan Ankara itu akan menjadi salah satu agenda pembahasan di konferensi tingkat tinggi yang akan diadakan di kota Nizhny Novgorod, Rusia, minggu depan.

"Kami, tentu saja, menyambut baik peningkatan minat negara-negara tetangga kami terhadap BRICS, termasuk mitra penting seperti Turki," kata Peskov, dikutip Anadolu.

"Tetapi BRICS tertarik untuk mempertahankan kontak dengan semua negara yang berkepentingan. Untuk tujuan ini, berbagai format untuk memelihara kontak kini sedang dipikirkan. Ini adalah proses yang diperpanjang seiring berjalannya waktu. Namun kami menyambut baik minat yang begitu besar," tambahnya.

2. Terhambat ke UE, menoleh ke BRICS

Kremlin yang menyambut baik niat Turki tersebut, berawal dari komentar Fidan ketika berkunjung ke Beijing. Dilansir Tass, ketika ditanya wartawan apakah Ankara akan bergabung dengan BRICS, Fidan memberi jawaban bahwa negaranya berminat.

"Tentu saja, kami ingin menjadi anggota BRICS. Jadi kita lihat saja bagaimana kelanjutannya tahun ini," katanya.

Fidan mengatakan, beberapa negara Eropa menentang Turki bergabung ke Uni Eropa (UE). Oleh karena itu, Ankara mempertimbangkan BRICS sebagai platrform alternatif.

"Kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa BRICS, sebagai platform kerja sama yang penting, menawarkan alternatif yang baik kepada beberapa negara lain. Kami melihat potensi dalam BRICS," ujarnya.

Baca Juga: Populasi Orang Kaya di BRICS Diprediksi Naik 85 Persen

Verified Writer

Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya