TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rusia dan AS Lancarkan Serangan Udara di Suriah

Serangan menewaskan total 42 anggota milisi bersenjata

ilustrasi (Pixabay.com/Eigilnybo)

Jakarta, IDN Times - Rusia dan Amerika Serikat (AS) sama-sama melancarkan serangan udara di Suriah. Dua negara dengan kekuatan militer besar tersebut masih menempatkan kekuatannya di Suriah, tetapi kepentingan mereka berbeda.

Rusia menyerang pemberontak Suriah di provinsi Idlib dan menewaskan setidaknya 34 pejuang serta melukai 60 orang lainnya.

Sedangkan, AS melancarkan serangan yang menargetkan kelompok yang didukung oleh Iran. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, pada Senin (13/11/2023), mengonfirmasi pasukannya telah melancarkan dua serangan udara. 

Baca Juga: Gaza Makin Panas, Israel Serang Fasilitas Militer Suriah

1. Serangan balasan oleh Rusia

ilustrasi jet tempur MiG-29 (Pixabay.com/ho7dog)

Rusia telah lama melakukan intervensi dalam konflik Suriah dengan mendukung Presiden Bashar Al-Assad. Moskow membantu pemerintah untuk melawan para pemberontak.

Dilansir Reuters, tentara pemerintah Suriah melaporkan, pemberontak sebelumnya telah melakukan serangan di wilayah yang dikuasai pemerintah di provinsi Idlib dan Aleppo dengan artileri.

Wakil Kepala Pusat Rekonsiliasi Rusia untuk Suriah, Vadim Kulit, mengatakan pasukan pemberontak melancarkan serangan sebanyak tujuh kali dalam 24 jam terakhir. Serangan udara yang dilakukan Rusia merupakan serangan balasan. 

Idlib merupakan wilayah terakhir yang dikuasai pemberontak. Wilayah itu memiliki lebih dari 3 juta penduduk dan menolak hidup di bawah pemerintahan Presiden Assad.

2. Membela personel dan kepentingan AS

Dalam waktu lebih dari dua minggu terakhir, militer AS telah melakukan serangan udara tiga kali di wilayah Suriah. Dua serangan terbaru dikonfirmasi oleh Lloyd Austin.

Dilansir Associated Press, serangan tersebut mengenai lokasi pelatihan dan fasilitas senjata. Kelompok hak asasi manusia The Syrian Observatory For Human Rights melaporkan delapan orang tewas.

"Presiden tidak mempunyai prioritas lebih tinggi daripada keselamatan personel AS, dan dia mengarahkan tindakan hari ini untuk memperjelas bahwa AS akan membela diri, personelnya, dan kepentingannya," kata Austin.

Kelompok militan di Suriah yang didukung Iran disebut telah melakukan hampir 50 kali serangan sejak 17 Oktober terhadap pangkalan AS di Irak dan Suriah. Puluhan tentara terluka dalam serangan tersebut.

Baca Juga: Jenderal Lebanon: Lonjakan Migran Ilegal dari Suriah Bisa Berbahaya

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya