Rusia Akan Bangun PLTN di Burkina Faso
Hanya 21 persen penduduk Burkina Faso yang teraliri listrik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Rusia telah melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan Burkina Faso, terkait pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di negara yang berada di Afrika Barat tersebut pada Jumat (13/10/2023).
Kerja sama dilakukan oleh Ouagadougou karena kurang dari seperempat penduduk negara itu yang hanya memiliki akses terhadap setrum. Perusahaan energi atom Rusia Rosatom mengatakan, penandatanganan merupakan dokumen pertama di bidang energi atom secara damai antara Rusia dan Burkina Faso.
Sejak tahun lalu, Burkina Faso dipimpin oleh junta militer usai pemerintah digulingkan. Mereka telah berupaya membangun relasi yang kuat dengan Rusia, seiring upaya mendiversifikasi mitra nasionalnya.
Baca Juga: Rusia: Pembentukan Negara Palestina Solusi Hentikan Konflik
1. Upaya memenuhi kebutuhan listrik masyarakat
Perjanjian kerja sama pembangunan PLTN di Burkina Faso oleh Rusia itu dilakukan pada acara Pekan Energi Rusia di Moskow. Menteri Energi Burkina Faso, Simon-Pierre Boussim, hadir dalam penandatanganan kerja sama tersebut.
"Pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Burkina Faso dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan, dikutip dari France24.
Dokumen perjanjian merupakan upaya memenuhi keinginan Presiden Sementara Burkina Faso, Ibrahim Traore, yang telah melakukan pertemuan dan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Juli. Traore merupakan pemimpin junta militer yang saat ini berkuasa di negara tersebut.
Baca Juga: Belgia Akan Gunakan Pajak Bunga Aset Rusia untuk Bantu Ukraina
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.