TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Profil Presiden Terpilih Lithuania Gitanas Nauseda

Mendukung Ukraina, menolak LGBTQ

Presiden Lithuania, Gitanas Nauseda (Twitter.com/Gitanas Nausėda)

Jakarta, IDN Times - Presiden petahana Lithuania Gitanas Nauseda mengumumkan kemenangannya dalam pemilu presiden pada Minggu (26/5/2024). Dia memperoleh 76 persen suara, mengalahkan pesaingnya Perdana Menteri Ingrida Simonyte.

Lithuania, yang merupakan negara di Baltik dan berbatasan dengan Rusia, memiliki populasi sekitar 2,8 juta jiwa. Perang Rusia di Ukraina telah mendominasi kampanye pemilihan presiden di negara tersebut. Berikut adalah fakta-fakta tentang Gitanas Nauseda.

1. Mantan ekonom

ilustrasi bendera Lithuania (Pixabay.com/Jorono)

Nauseda lahir pada 19 Mei 1964. Dia baru saja berulang tahun yang ke-60. Dia kembali mengikuti pemilihan presiden dan menang pada putaran pertama yang dilakukan pada 12 Mei lalu.

Dilansir Bloomberg, sebelum terjun ke politik, Nauseda adalah kepala ekonom di SEB Bank di Vilnius, ibu kota Lithuania. Lembaga tersebut dikenal tidak berafiliasi dengan partai mana pun.

Dia kemudian mencalonkan diri sebagai presiden, mendapat dukungan dari Partai Sosial Demokrat, Partai Hijau dan Petani serta Partai Daerah.

Ini merupakan jabatan kedua yang ia menangkan. Dalam kampanyenya untuk mendapat dukungan, Nauseda ingin meringankan pajak dan memberi akses terhadap perumahan.

Baca Juga: Lithuania Tingkatkan Kemahiran Warga Operasikan Drone untuk Perang

2. Salah satu pendukung setia Ukraina

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Lithuania, Gitanas Nauseda (Twitter.com/Gitanas Nausėda)

Lithuania, yang pernah menjadi bagian dari Uni Soviet, saat ini merupakan sekutu dekat Ukraina. Isu keamanan Eropa terkait invasi Rusia ke Ukraina telah mendominasi kampanye di Lithuania. Nauseda sendiri merupakan salah satu pendukung Ukraina.

"Prinsip dasar dan prioritas tertinggi saya adalah dukungan kepada Ukraina, memperkuat keamanan Lituania, kebijakan luar negeri yang aktif, dan partisipasi aktif dalam berbagai format Uni Eropa (UE)," katanya, dikutip Euro News.

Awal tahun ini, jajak pendapat ilakukan oleh ELTA/Baltijos Tyrimai. Hasil dari jajak pendapat itu menemukan bahwa lebih dari separuh warga negara Lithuania berpendapat serangan Rusia terhadap negara mereka juga mungkin terjadi.

3. Mendukung peningkatan belanja pertahanan

ilustrasi jet tempur (Pixabay.com/ho7dog)

Jabatan Presiden Lithuania memiliki peran semi-eksekutif. Hal tersebut mencakup memimpin angkatan bersenjata, memimpin badan kebijakan keamanan nasional, dan urusan luar negeri seperti mewakili pertemuan puncak UE dan NATO.

Nauseda mengatakan kepada para pendukungnya bahwa dia akan terus berupaya meningkatkan pertahanan negara, salah satunya dengan meningkatkan belanja pertahanan.

"Kemerdekaan dan kebebasan Lithuania ibarat kapal rapuh yang perlu kita hargai dan jaga agar tidak retak," ujarnya, dikutip Reuters.

Dia mendukung peningkatan belanja hingga 3 persen dari produk domestik bruto. Saat ini, negara tersebut merencanakan akan menghabiskan 2,75 persen, melebihi target 2 persen yang disepakati untuk mitra NATO.

Baca Juga: Benjamin Netanyahu: Serangan Israel di Rafah Adalah Kesalahan Tragis

4. Menentang LGBTQ+

ilustrasi (Unsplash.com/Mercedes Mehling)

Meski Nauseda mendapat dukungan dari beberapa partai politik, tapi dia merupakan seorang yang independen. Saat ini, dia menjadi salah satu politikus terpopuler di Lithuania.

Meski populer, dilansir Deutsche Welle, Nauseda memiliki pandangan yang dinilai konservatif. Dia menganut Katolik dan menentang pernikahan sesama jenis.

Beberapa tahun lalu, partai koalisi pengusungnya mengajukan rancangan undang-undang sebagai upaya melegalkan pernikahan sesama jenis ke parlemen. Rencana itu mendapat protes dari masyarakat. Nauseda mendukung protes itu, meski dengan hati-hati.

5. Memiliki pengalaman kerja di bidang ekonomi

Gitanas Nauseda dan istri (Twitter.com/Gitanas Nausėda)

Nauseda memiliki latar belakang pendidikan yang dominan pada ilmu ekonomi. Dia lulus pada 1987 dengan gelar sarjana ekonomi.

Dilansir Concordia, dia melanjutkan program studi tersebut dan pada 1993 memperoleh gelar Doktor Ilmu Ekonomi. Dari 1990-1992, Nauseda belajar di Universitas Mannheim di Jerman.

Dengan latar belakang itu, sebagian besar pengalaman pekerjaan Nauseda juga berada di jalur ekonomi. Dia pernah menjadi Direktur Departemen Kebijakan Moneter dan anggota Dewan Bank of Lithuania.

Nauseda memiliki istri bernama Diana Nausediene. Pasangan tersebut dikaruniai dua orang anak.

Baca Juga: Qatar: Serangan Israel ke Rafah Perburuk Mediasi

Verified Writer

Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya