Prancis Minta Uni Eropa Tidak Ikuti Kebijakan AS di Taiwan
Prancis juga gak mau Uni Eropa jadi ekornya China
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Prancis Emmanuel Macron, pada Minggu (9/4/2023), menyerukan agar Uni Eropa (UE) tidak mengikuti pendekatan Amerika Serikat (AS) terhadap Taiwan.
Di sisi lain, dia juga meminta UE tidak mengikuti arus reaksi berlebihan China. Macron tidak ingin UE menjadi ekor dari perseturuan AS atau China.
Berbicara di Beijing dengan Presiden Xi Jinping, Macron meminta China melupakan keinginan mengubah status quo Taiwan dengan menguasainya. Hal itu disampaikan saat Macron mengunjungi Beijing.
Baca Juga: China Gelar Latihan Militer Simulasi Serang Taiwan
1. Komentar Macron berisiko membuat marah Washington
Sejauh ini, AS adalah negara yang paling vokal membela Taiwan dari ancaman China. AS juga menyuplai senjata utama pertahanan Taiwan.
Namun, dalam kunjungan tiga harinya ke China, Macron mengatakan bahwa UE tidak boleh menjadi pengikut AS atau China terkait masalah Taiwan.
Dilansir France24, jika itu terjadi, maka blok tersebut memiliki risiko terlibat krisis yang bukan milik mereka.
"Hal terburuk adalah berpikir bahwa kita orang Eropa harus menjadi pengikut dan menyesuaikan diri dengan ritme Amerika dan reaksi berlebihan China," kata Macron.
Komentar Presiden Prancis itu bisa membuat Washington marah dan menyoroti perpecahan di UE dalam melihat China. Tapi, Macron menjelaskan agar Eropa tidak masuk dalam logika blok versus blok, sehingga butuh cara pandang sendiri dengan strategi Eropa.
"China juga prihatin dengan persatuan mereka, dan dari sudut pandang mereka, Taiwan adalah salah satu komponennya. Penting untuk memahami cara berpikir mereka," kata Macron.
Baca Juga: Masa Depan China-Taiwan Antara Damai atau Perang!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.