PBB: Jumlah Pekerja Kemanusiaan yang Terbunuh Capai Rekor
Sekjen PBB menuntut para pelaku diadili
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Penjabat direktur Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), Joyce Msuya, mengatakan bahwa kekerasan terhadap pekerja bantuan dan kemanusiaan tidak masuk akal dan sangat berbahaya. Pihaknya mengecam tingkat kekerasan yang terjadi, di mana pekerja bantuan kemanusiaan yang terbunuh mencapai rekor.
Pada Senin (19/8/2024), PBB mengutuk tindakan kekerasan terhadap pekerja bantuan. Sepanjang 2023, sebanyak 280 orang pekerja telah gugur akibat kekerasan yang terjadi.
Mereka juga memperingatkan bahwa perang Israel-Hamas di Gaza berisiko memicu jumlah kematian yang lebih tinggi pada tahun ini.
1. Tahun 2023 jadi periode paling mematikan bagi pekerja bantuan
Kecaman yang disampaikan oleh PBB tersebut dilakukan ketika memperingati Hari Kemanusiaan Sedunia. Sebanyak 280 orang yang terbunuh sepanjang 2023 tersebut adalah rekor tertinggi berdasar catatan yang telah dilakukan sejak 1997.
"Normalisasi kekerasan terhadap pekerja bantuan dan kurangnya akuntabilitas tidak dapat diterima, tidak masuk akal dan sangat berbahaya bagi operasi bantuan di mana pun," kata Myusa, dikutip VOA News.
"Dengan 280 pekerja bantuan kemanusiaan terbunuh di 33 negara pada tahun lalu, tahun 2023 menandai tahun paling mematikan dalam sejarah komunitas kemanusiaan global," tambahnya.
Dia menjelaskan, terbunuhnya pekerja bantuan kemanusiaan tahun lalu itu mengalami peningkatan sebesar 137 persen dibandingkan tahun 2022, dengan 118 pekerja bantuan gugur.
Baca Juga: Serbuan Ukraina ke Kursk untuk Adang Serangan Rusia
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.