TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PBB: Jumlah Pekerja Kemanusiaan yang Terbunuh Capai Rekor

Sekjen PBB menuntut para pelaku diadili

Sekjen PBB Antonio Guterres (Twitter.com/Antonio Guterres)

Jakarta, IDN Times - Penjabat direktur Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), Joyce Msuya, mengatakan bahwa kekerasan terhadap pekerja bantuan dan kemanusiaan tidak masuk akal dan sangat berbahaya. Pihaknya mengecam tingkat kekerasan yang terjadi, di mana pekerja bantuan kemanusiaan yang terbunuh mencapai rekor.

Pada Senin (19/8/2024), PBB mengutuk tindakan kekerasan terhadap pekerja bantuan. Sepanjang 2023, sebanyak 280 orang pekerja telah gugur akibat kekerasan yang terjadi.

Mereka juga memperingatkan bahwa perang Israel-Hamas di Gaza berisiko memicu jumlah kematian yang lebih tinggi pada tahun ini.

1. Tahun 2023 jadi periode paling mematikan bagi pekerja bantuan

ilustrasi (Pexels.com/Mikhail Volkov)

Kecaman yang disampaikan oleh PBB tersebut dilakukan ketika memperingati Hari Kemanusiaan Sedunia. Sebanyak 280 orang yang terbunuh sepanjang 2023 tersebut adalah rekor tertinggi berdasar catatan yang telah dilakukan sejak 1997.

"Normalisasi kekerasan terhadap pekerja bantuan dan kurangnya akuntabilitas tidak dapat diterima, tidak masuk akal dan sangat berbahaya bagi operasi bantuan di mana pun," kata Myusa, dikutip VOA News.

"Dengan 280 pekerja bantuan kemanusiaan terbunuh di 33 negara pada tahun lalu, tahun 2023 menandai tahun paling mematikan dalam sejarah komunitas kemanusiaan global," tambahnya.

Dia menjelaskan, terbunuhnya pekerja bantuan kemanusiaan tahun lalu itu mengalami peningkatan sebesar 137 persen dibandingkan tahun 2022, dengan 118 pekerja bantuan gugur.

Baca Juga: Serbuan Ukraina ke Kursk untuk Adang Serangan Rusia

2. Sekjen PBB menuntut para pelaku diadili

Konflik yang terjadi di berbagai negara telah membuat para pekerja bantuan kemanusiaan turun ke lapangan untuk membantu warga sipil yang rentan. Namun, beberapa dari mereka justru menjadi sasaran serangan.

Dilansir Associated Press, Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa penghormatan kepada para aktivis kemanusiaan yang terbunuh pada 2023 tidaklah cukup.

"Di Sudan dan banyak tempat lainnya, pekerja bantuan diserang, dibunuh, dilukai dan diculik. Kami menuntut diakhirinya impunitas sehingga para pelakunya mendapatkan keadilan," katanya.

Verified Writer

Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya