TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pasukan Perdamaian PBB di Mali Mundur saat Pertempuran Memanas

Penarikan pasukan dipercepat karena ketegangan meningkat

ilustrasi (Twitter.com/MINUSMA)

Jakarta, IDN Times - Pasukan penjaga perdamaian PBB di Mali mulai menarik diri dari dua pangkalan militer pada Senin (16/10/2023). Itu merupakan penarikan paksa karena pemerintah Mali meminta pasukan PBB untuk keluar dari negaranya.

Di sisi lain, penarikan diri itu terjadi ketika ketidakamanan telah meningkat dan pertempuran semakin memanas. Ancaman serangan kelompok ekstremis bersenjata terus terjadi yang mengancam nyawa para penduduk sipil.

Awal tahun ini, Mali memerintahkan pasukan PBB untuk keluar dari negaranya. Misi penjaga perdamaian itu telah berada di Mali sejak 2013 dan menjadi salah satu misi paling berbahaya di dunia. Lebih dari 150 pasukan penjaga perdamaian terbunuh sejak misi dimulai.

Baca Juga: Pertempuran Sengit, 81 Tentara Mali Tewas Dibunuh Pemberontak Tuareg

1. Percepat penarikan pasukan dari pangkalan

Pasukan Perdamaian PBB di Mali (Twitter.com/MINUSMA)

Situasi keamanan di Mali utara kian memburuk. Pasukan pemberontak Tuareg, yang dulu pernah menciptakan ketidakstabilan pada 2012, kembali bergerak. Selain itu, ektremis yang berafiliasi dengan ISIS juga meningkatkan serangannya.

Dilansir Associated Press, pasukan penjaga perdamaian PBB dikabarkan mulai melakukan penarikan diri dari dua pangkalan di wilayah Kidal, yakni di Tessalit dan Aguelhok.

"Mengingat kondisi keamanan yang memburuk dengan cepat bagi kehidupan ratusan penjaga perdamaian, misi tersebut melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan proses (penarikan) ini sesegera mungkin," kata PBB dalam sebuah pernyataan.

"Termasuk jika perlu, mempercepat penarikannya dari kamp Kidal, yang semula dijadwalkan pada pertengahan November," tambah pernyataan tersebut.

2. Pesawat tentara Mali diserang pemberontak

Mali, yang diperintah oleh junta militer, telah bekerja sama dengan tentara bayaran swasta Wagner untuk menahan serangan ekstremis. Kerja sama itu menimbulkan keretakan hubungan antara Mali dan Barat.

Saat ini, ada tiga kelompok utama di Mali utara yang saling berperang satu dengan lainya. Mereka adalah kelompok pemberontak Coordination of Azawad Movements (CMA) yang didominasi oleh suku Tuareg, kelompok ekstremis jihadis, dan tentara Mali sendiri.

Dilansir VOA Africa, tentara Mali yang telah mengantisipasi penarikan pasukan PBB, dikabarkan mendaratkan dua pesawat di salah satu pangkalan di Tessalit. Pesawat itu terbang bersama pasukan militer dan tentara Wagner.

Salah satu pesawat diserang pemberontak tapi berhasil mendarat. Militer mengatakan, pesawat tersebut akhirnya dapat pergi tanpa kesulitan setelah musuh dinetralisir oleh angkatan udara Mali.

Pangkalan militer Tessalit dekat dengan bandara. Sebagian besar pangkalan itu dikelola oleh tentara Chad yang berada di bawah bendera PBB.

Baca Juga: Oposisi Mali Protes Putusan Junta Militer yang Tunda Pilpres

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya