TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Niger Akhiri Perjanjian Keamanan dengan Uni Eropa 

Niger perdalam kemitraan dengan Rusia

ilustrasi bendera Niger (Pixabay.com/Chickenonline)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Niger mengakhiri dua perjanjian keamanan dengan Uni Eropa, yaitu kemitraan militer (EUMPM) dan Kebijakan Keamanan dan Pertahanan Bersama (CSDP).

Niger mengalami kudeta pada Juli dan kini dikuasai oleh junta militer yang dipimpin Abdourahmane Tchiani. Sejak itu terjadi ketegangan politik dengan UE.

Dua kemitraan itu terjalin saat Niger masih dipimpin oleh Presiden Mohamed Bazoum yang kini telah dikudeta. Misi bertujuan memperkuat sektor keamanan dalam negeri dari ancaman kelompok pemberontak bersenjata.

1. Mencabut perjanjian yang membuat Niger tak lagi terikat secara hukum

Presiden Niger Mohamed Bazoum (Twitter.com/Mohamed Bazoum)

EUPM diluncurkan pada Februari tahun ini. Kemitraan itu dibuat saat Niger dipimpin oleh mantan Presiden Bazoum.

Dilansir Barron's, tujuan EUPM adalah meningkatkan kemampuan Angkatan Bersenjata membendung ancaman kelompok pemberontak bersenjata.

Ada dua kelompok pemberontak yang melanda negara tersebut, yaitu pemberontak yang berasal dari konflik berkepanjangan dengan Nigeria dan militan jihadis yang datang dari Mali serta Burkina Faso.

"(Pemerintah) mencabut hak istimewa dan kekebalan yang diberikan berdasarkan misi EUPM di Niger yang diluncurkan pada Februari dan akibatnya tidak memiliki kewajiban hukum terkait kemitraan tersebut," kata Kementerian Luar Negeri pada Senin (4/12/2023).

Baca Juga: Niger Hapus Hukuman bagi Orang yang Selundupkan Migran ke Eropa

2. Meningkatkan ketegangan politik dengan UE

Kemitraan kedua yang diputus adalah CSDP, yang dimulai sejak 2012 ketika terjadi peningkatan serangan ekstremis, kejahatan terorganisir, perdagangan narkoba, senjata dan manusia, yang menimbulkan risiko keamanan bagi penduduk.

Dilansir Le Monde, CSDP berada di bawah misi EUCAP Sahel Niger. Ini untuk memberi dukungan dan memperkuat pasukan keamanan dalam negeri, pihak berwenang, dan aktor non-pemerintah.

Pemutusan kerja sama tersebut semakin meningkatkan ketegangan politik dengan UE, khususnya Prancis yang merupakan mantan kolonialis di negara tersebut.

Sejak mengalami kudeta, Niger semakin dekat dengan Mali dan Burkina Faso, yang baru-baru ini juga mengalami kudeta juga dan pemerintahannya dijalankan militer. Dua negara tersebut telah memilih bermitra dengan Rusia.

Verified Writer

Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya