Militer Sudan Bersumpah Akan Terus Perangi RSF Walau Butuh 100 Tahun
Tolak terima proposal damai di Swiss
Jakarta, IDN Times - Militer Sudan (SAF) yang dipimpin Abdel Fattah al-Burhan mengatakan negaranya tidak akan bergabung dalam perundingan damai di Swiss. Pada Sabtu (24/8/2024), dia berjanji akan terus berjuang melawan RSF.
Burhan mengatakan, pembicaraan damai bertujuan menutupi RSF dan negara-negara yang mendukung kelompok paramiliter tersebut.
Sudan jatuh ke dalam perang saudara sejak April 2023. SAF melawan kelompok paramiliter RSF yang dipimpin Mohamed Hamdan Dagalo. Perang telah menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan dan pengungsian terburuk di dunia.
1. SAF tidak menghadiri perundingan di Swiss
Burhan memimpin Dewan Kedaulatan Transisi yang saat ini menguasai Sudan. Dia dan pasukannya kini berbasis di kota Port Sudan karena ibu kota Khartoum telah menjadi arena pertempuran sengit antara pihak bertikai.
Perundingan damai antara SAF dan RSF digelar di Jenewa, Swiss pada 14 Agutus. Amerika Serikat (AS) memimpin perundingan tersebut.
Dilansir Al Jazeera, mediator seperti Arab Saudi, Mesir dan Uni Emirat Arab (UEA) juga hadir. Tujuan perundingan adalah meringankan penderitaan warga dan mencapai kesepakatan gencatan senjata yang abadi.
SAF tidak puas dengan format perundingan itu dan tidak hadir. Namun mereka melakukan kontak telepon dengan para mediator.
"Kami tidak akan meletakkan senjata ketika pemberontakan terus berlanjut. Kami tidak akan hidup berdampingan dengan pemberontak dan kami tidak akan memaafkan mereka," kata Burhan.
Baca Juga: Sudan Umumkan Wabah Kolera akibat Hujan Deras
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.