TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

M23 di Kongo Mundur dari Wilayahnya, tapi Pertempuran Masih Terjadi

M23 sebut pasukan pemerintah langgar gencatan senjata

Ilustrasi. (Unsplash.com/ Filip Andrejevic)

Jakarta, IDN Times - Gejolak di wilayah timur Republik Demokratik Kongo (RD Kongo), yang dipicu oleh pemberontak M23, telah mengancam stabilitas. M23 sempat setuju untuk mundur pada Selasa (6/12/2022). 

Namun, pertempuran kembali dilaporkan terjadi. M23 dan pasukan pemerintah terlibat pertempuran dengan ratusan orang tewas dan puluhan ribu orang mengungsi.

Bulan lalu telah disepakati gencatan senjata, tapi peperangan masih terus berlanjut. M23 menuduh pasukan koalisi pemerintah melanggar gencatan senjata.

Baca Juga: Pemerintah RD Kongo Tuduh M23 Bantai 272 Warga Sipil

1. Kesiapan pasukan M23 untuk mundur

ilustrasi kamp pengungsian di RD Kongo (Twitter.com/OCHA DRC)

Upaya untuk mendamaikan gejolak di bagian timur RD Kongo terus dilakukan. Konflik antara M23 dengan pasukan pemerintah selama bertahun-tahun telah menimbulkan banyak penderitaan. Pada Selasa, kelompok M23 siap menarik diri dari wilayah yang telah diduduki.

"M23 menegaskan kembali kesiapannya untuk berdialog langsung dengan pemerintah RD Kongo untuk menemukan solusi abadi atas akar penyebab konflik," kata juru bicara M23, Lawrence Kanyuka, dikutip dari Deutsche Welle.

Pernyataan M23 disampaikan setelah Kongo menuduh kelompok itu mendalangi pembantaian 272 orang di Kishishe, provinsi Kivu Utara. Laporan sebelumnya menyatakan bahwa korban sipil atas pembantaian sekitar 50 orang, tapi operasi pencarian menemukan jumlah korban yang lebih banyak.

2. M23 sebut pasukan koalisi pemerintah melanggar gencatan senjata

Ketegangan di bagian timur RD Kongo telah meningkat sejak November 2021. Pertempuran antara pasukan pemerintah dengan M23 telah menyebabkan ketidakstabilan baru di wilayah itu.

Gencatan senjata disepakati bulan November, tapi kedua pihak saling menuduh telah melanggarnya. Usai M23 menyatakan pasukannya siap mundur, mereka kemudian menuduh pasukan pemerintah melanggar gencatan senjata.

M23 menuduh pasukan koalisi menyerang posisi mereka di Kivu Utara, membunuh warga sipil, menghancurkan rumah dan membunuh ternak, kata Kanyuka dikutip Associated Press.

Dia menegaskan bahwa M23 tidak akan tinggal diam atas tindakan itu.

Baca Juga: Dubes Rwanda di Kongo Diusir karena Dituduh Dukung Pemberontak

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya