Kelompok Sayap Kiri Prancis Marah dengan Penunjukan PM Baru
Kemarahan diluapkan kepada Presiden Macron
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Lebih dari 100 ribu orang, pada Sabtu (7/92024), melakukan protes di seluruh Prancis setelah Presiden Emmanuel Macron menunjuk Michel Barnier sebagai Perdana Menteri (PM) baru.
Penunjukan Barnier, yang berasal dari kelompok sayap kanan-tengah itu, telah memicu kemarahan dari aliansi sayap kiri New Popular Front (NFP) karena kandidat mereka tidak dipilih Macron. NFP mengajukan Lucie Castets yang merupakan seorang ekonom sebagai kandidatnya.
Barnier pada Jumat mengatakan, dia terbuka untuk membentuk pemerintahan dengan politisi dari seluruh spektrum politik, termasuk kubu sayap kiri.
1. Marah karena PM berasal dari sayap kanan
Para demonstran yang terdiri dari kelompok dominan NFP menuduh Macron telah melakukan penolakan demokrasi karena menunjuk tokoh sayap kanan.
"Demokrasi bukan hanya seni menerima kenyataan bahwa Anda telah menang, tetapi kerendahan hati untuk menerima kekalahan," kata Jean-Luc Melenchon, pemimpin LFI, dikutip The Guardian.
"Saya mengajak kalian untuk berjuang dalam pertempuran yang panjang," ujarnya kepada para pengunjuk rasa.
Secara garis besar, Prancis memiliki tiga aliansi politik yakni NFP dari sayap kiri, Renaissance dari kanan-tengah dan National Rally (RN) dari ekstrem kanan. Ketiga aliansi itu tidak ada yang mendapat mayoritas di parlemen dalam pemilu dua bulan lalu. Namun NFP dari sayap kiri mendapat jumlah kursi terbanyak.
Baca Juga: Macron Tunjuk Michel Barnier Jadi PM Prancis, Akhiri Kebuntuan Politik
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.