TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bertemu Abbas, Putin: Kami Prihatin dengan Situasi di Palestina

Putin dukung pembentukan dan pendirian negara Palestina

Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas dan Presiden Rusia Vladimir Putin (Twitter.com/MFA Russia)

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut kunjungan pemimpin Palestina Mahmoud Abbas di Moskow pada Selasa (13/8/2024). Putin pun mengatakan Rusia prihatin dan sedih dengan penderitaan rakyat Palestina.

Putin juga mengatakan, Moskow mendukung aspirasi Palestina untuk menciptakan negara yang utuh.

Dalam pertemuan tersebut, Putin mengatakan dirinya tetap memperhatikan perkembangan yang terjadi di Timur Tengah meski ada dinamika perang di Ukraina tidak menguntungkan negaranya. 

1. Abbas menuntut penghentian pertempuran

Para pejabat Rusia mengatakan, Abbas dan Putin melakukan pembicaraan hubungan bilateral seputar situasi di Timur Tengah dan perang di Gaza. Pembicaraan itu dilakukan di Novo-Ogaryovo.

"Kami bersabar, teguh di tanah kami dan kami menuntut penghentian pertempuran, penyediaan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina, dan tidak adanya pengungsian," kata Abbas, dikutip Euro News.

Abbas mengatakan, PBB belum mengeluarkan resolusi yang menguntungkan rakyatnya. Dia menghubungkan hal itu dengan peran Amerika Serikat (AS) dan percaya bahwa ketiadaan solusi karena kurangnya tekanan dari AS. 

Baca Juga: Palestina Minta PBB Segera Sanksi Israel

2. Putin dukung pembentukan dan pendirian negara Palestina

Putin menyambut Abbas dan delegasinya dan mengatakan bahwa keduanya sudah tidak bertemu selama dua tahun. 

"Semua orang tahu bahwa saat ini, sayangnya, Rusia harus membela kepentingannya, membela rakyatnya dengan menggunakan senjata. Tapi apa yang terjadi di Timur Tengah, di Palestina, pasti kami perhatikan," katanya, dikutip Tass.

Dia menekankan bahwa negaranya memiliki hubungan jangka panjang dan kuat dengan dunia Arab, khususnya Palestina. Moskow akan selalu mendukung penyelesaian damai konflik Palestina-Israel.

"Kita bersatu dalam pendirian bahwa akar masalah ini sudah ada sejak masa lalu dan terkait dengan ketidaktahuan organisasi internasional untuk mengikuti keputusan yang dibuat sebelumnya, terutama oleh PBB, keputusan mengenai pembentukan dan pendirian negara Palestina yang merdeka," katanya.

Verified Writer

Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya