TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bantu Oligarki Rusia, Eks Agen FBI Dipenjara dan Terancam Pidana

Berupaya menghapus oligarki Rusia dari daftar sanksi AS

ilustrasi (Unsplash.com/ Niu Niu)

Jakarta, IDN Times - Mantan agen FBI Amerika Serikat (AS), Charles McGonigal, ditangkap otoritas berwenang pada akhir pekan lalu. Dia dituduh membantu seorang oligarki Rusia yang dijatuhi sanksi oleh AS.

McGonigal juga dituduh telah mendapatkan uang dari agen asing sebesar 225 ribu dolar (sekitar Rp3,3 miliar) ketika masih bekerja di FBI. Dia akan menghadapi empat tuntutan pidana, termasuk pencucian uang. Masing-masing hukuman dari tuntutan itu bisa mencapai kurungan 20 tahun penjara.

Baca Juga: Ukraina: Butuh Ratusan Tank untuk Merebut Wilayah yang Dikuasai Rusia

1. Bekerja dengan mantan diplomat Rusia

ilustrasi (Pexels.com/Anton Klyuchnikov)

Charles McGonigal adalah pejabat tinggi kontraintelijen FBI di New York sebelum pensiun pada 2018. Dia ditangkap dan kini menghadapi tuntutan pidana, karena mencoba membantu oligarki Rusia keluar dari daftar sanksi AS.

Bersama dengan mantan diplomat Rusia Sergey Shestakov, keduanya dinilai melanggar sanksi AS. Mereka bekerja sama untuk memberi layanan kepada miliarder pengusaha Rusia, Oleg Deripaska.

Dilansir BBC, Deripaskan pernah menjadi orang terkaya Rusia dan pernah menjadi presiden perusahaan energi En+ Group serta United Company Rusal. Yang terakhir merupakan perusahaan alumunium terbesar kedua di dunia.

Pengacara AS, Damian Williams, mengatakan mantan agen FBI dan Shestakov bekerja dengan Deripaska untuk mencabut sanksinya dari daftar AS.

2. Berupaya mengeluarkan oligarki Rusia dari daftar sanksi AS

Dalam penjelasan yang disampaikan oleh Departemen Kehakiman AS, McCognigal telah mengawasi dan berpartisipasi dalam penyelidikan oligarki Rusia. Ini termasuk miliarder Deripaska.

Tapi, McCognigal justru diketahui berupaya agar sanksi kepada Deripaska dicabut pada 2019 dan mendapatkan bayaran dari upaya itu pada 2021 untuk menyelidiki oligarki saingannya yang lain, kata Departemen Kehakiman dikutip Associated Press.

Kerja ini mendapatkan bayaran 51.280 dolar atau Rp769,9 juta untuk uang muka dan 41.790 dolar atau Rp627,4 juta tiap bulan yang dibayar lewat bank Rusia.

Upaya menyelidiki McCognigal itu terganggu saat FBI terjerat dalam investigasi terpisah yang bermuatan politik, yakni penanganan dokumen rahasia Presiden Joe Biden dan mantan Presiden Donald Trump.

McCognigal ditangkap usai mendarat di Bandara Internasional John F. Kennedy. Sedangkan Shestakov ditangkap di Connecticut. Keduanya ditahan di penjara federal di Brooklyn. Mereka mengaku tidak bersalah dan dibebaskan dengan jaminan pada Senin.

Baca Juga: Rusia Ancam Hancurkan Ukraina jika NATO Kirim Tank dan Senjata Berat

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya