TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

AS-Inggris Janjikan Bantuan ke Ukraina Hampir Rp23 Triliun

Ukraina minta pencabutan batasan penggunaan senjata

Ilustrasi bendera Ukraina (Pexel.com/Mathias Reding)

Intinya Sih...

  • Amerika Serikat (AS) dan Inggris menjanjikan bantuan hampir 1,5 miliar dolar untuk Ukraina.
  • Bantuan tersebut sebagian besar untuk memperkuat jaringan energi Ukraina yang sering diserang oleh Rusia.
  • Ukraina meminta AS dan Inggris mencabut batasan penggunaan senjata untuk menyerang target militer di Rusia.

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) dan Inggris menjanjikan bantuan hampir 1,5 miliar dolar (Rp23,1 triliun) untuk Ukraina. Janji bantuan tersebut terjadi saat Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy berkunjung ke Kiev pada Rabu (11/9/2024).

Sebagian besar bantuan itu untuk memperkuat jaringan energi Ukraina yang telah berulang kali diserang oleh Rusia menjelang musim dingin tahun ini. Kunjungan Blinken dan Lammy itu diwarnai dengan sirene peringatan serangan udara. Hal itu memaksa mereka untuk membatalkan upacara peletakan karangan bunga.

1. Rincian bantuan dari AS dan Inggris

Perjalanan Blinken dan Lammy secara bersamaan ke Kiev tersebut jarang terjadi. Mereka berdua melakukan lawatan untuk menegaskan komitmen mereka terus membantu Ukraina dalam melawan invasi Rusia.

Dilansir Associated Press, janji bantuan yang diberikan rinciannya adalah 700 juta dolar (Rp10,8 triliun) dari AS dalam bentuk bantuan kemanusiaan. Inggris mengonfirmasi membantu 782 juta (Rp12 triliun) dalam bentuk bantuan dan pinjaman.

Dalam kunjungan tersebut, Lammy mengatakan perang telah berlangsung selama 2,5 tahun dan berada pada titik kritis.

"Kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas serangan mengejutkan yang telah kita lihat, yang mengakibatkan hilangnya nyawa warga sipil, khususnya wanita dan anak-anak, mengerikan, biadab, dan tidak dapat dipercaya," ujarnya.

2. Dukungan yang tidak berubah terhadap Ukraina

Dalam kunjungan tersebut, Blinken kembali menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin telah menggunakan buku pedoman musim dingin, yakni menyerang infrastruktur energi Ukraina, membiarkan warga kedinginan.

"Dukungan kami tidak akan berkurang, persatuan kami tidak akan pecah," katanya dalam konferensi besama dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dikutip Le Monde.

"Putin tidak akan bertahan lebih lama dari koalisi negara-negara yang berkomitmen untuk keberhasilan Ukraina, dan dia tentu saja tidak akan bertahan lebih lama dari rakyat Ukraina," tambahnya.

Verified Writer

Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya