TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

100 Orang Tewas dalam Bentrok Penggembala dan Petani di Nigeria

Aksi penyerangan diduga sebagai pembalasan bagi para petani

ilustrasi milisi (Unsplash.com/Randy Fath)

Jakarta, IDN Times - Konflik komunal antara penggembala dan petani terjadi di Nigeria tengah, tepatnya di negara bagian Plateau. Konflik tersebut menyebabkan korban yang diperkirakan mencapai 100 orang. Bentrokan di wilayah tersebut di masa lalu, kerap disebabkan karena persaingan lahan dan sumber air.

Kelompok penggembala bersenjata disebut menyerbu desa dan membakar rumah di daerah Mangu pada Senin–Selasa awal pekan ini. Pada Kamis (18/5/2023), pemakaman massal dilakukan untuk sekitar 50 orang dan sisanya dimakamkan pada Jumat. Upaya pencarian lebih banyak korban masih dilakukan.

Baca Juga: Assad Kembali Dirangkul Arab, Rakyat Suriah Protes

1. Sekitar 10 desa menjadi sasaran serangan

Ilustrasi Kebakaran (IDN Times/Arief Rahmat)

Di wilayah Plateau yang menjadi bagian dari Sabuk Tengah Nigeria, adalah wilayah dataran tinggi pedalaman dengan etnis dan agama yang beragam. Konflik antar komunitas di wilayah ini telah menewaskan ratusan orang dalam beberapa tahun terakhir.

Kekerasan kerap digambarkan sebagai konflik antara penggembala Fulani nomaden dengan petani yang menetap. Namun para ahli mengatakan perubahan iklim dan perluasan lahan pertanian turut memperburuk konflik.

Dilansir Associated Press, dalam konflik terbaru, Wakil Gubernur Plateau Sonni Tyoden mengatakan setidaknya 10 desa menjadi sasaran serangan kelompok penggembala. Penyintas mengaku, para penyerang tiba dalam jumlah besar dan tersebar, membakar rumah sambil menembaki orang-orang.

Warga mengaku pasukan keamanan baru tiba sehari usai serangan dimulai. Analis menilai, pasukan keamanan Nigeria lamban dalam menanggapi masalah karena sistem peringatan diri mereka tidak efektif, kata MacHarry, dari firma keamanan Intelijen SBM yang berbasis di Lagos.

2. Tujuh orang berhasil ditangkap

Aksi penyerangan itu diduga sebagai pembalasan bagi para petani. Ini karena petani dituduh telah membunuh seorang penggembala dan ternaknya yang telah merambah tanah mereka bulan lalu. Informasi itu disampaikan oleh Bello Yahaya, penggembala setempat.

Dilansir Al Jazeera, Makut Simon Macham, juru bicara gubernur Plateau, mengatakan pihak berwenang sedang menilai situasi. Dia mengatakan pihak berwenang akan menuntut para tersangka, tapi tidak memberikan jumlah pasti korban dalam penyerangan itu. Sejauh ini, tujuh orang diketahui telah berhasil ditangkap.

Secara umum, penggembala dari suku Fulani kerap melawan petani karena akses terbatas ke tanah gembala dan sumber air. Serangan kadang merupakan pembalasan dan terjadi di daerah terpencil di mana pasukan keamanan kalah jumlah dan persenjataan.

Baca Juga: Inggris Tuduh Rusia Berniat Serang Fasilitas Bawah Laut Negara Barat 

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya