TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Siswi di China Ditusuk Jarum 200 Kali, Diklaim Bukan Bullying

Korban alami trauma, meskipun diklaim bukan bullying

ilustrasi bullying di sekolah (unsplash.com/mpbasham)

Jakarta, IDN Times - Seorang siswi asrama di Sekolah Bilingual Zhangqiu, Provinsi Shandong, mengalami perundungan dengan ditusuk jarum sebanyak 200 kali pada kakinya hingga mengalami cedera otot. Pelaku merupakan siswa pindahan baru di kelas enam sekolah dasar, yang duduk di sebelah korban.

Orang tua korban menuntut keadilan bagi putrinya setelah mengunggah video pada 8 September yang berisi bukti luka tusukan pada paha dan seragam sekolah. Kasus ini mendapat banyak sorotan dari pengguna media sosial, sekaligus mengundang amarah publik atas standar yang ditetapkan untuk menentukan perundungan.

1. Korban tidak hanya ditusuk jarum

Dalam video yang beredar di media sosial China, korban mengaku ditusuk dengan jarum berukuran 7 hingga 8 cm hingga seluruhnya masuk ke paha dan lengannya, yang menyebabkan cedera otot. Hal tersebut juga dibuktikan dengan foto-foto yang menunjukkan bekas luka pada kakinya dan lubang pada seragam sekolah.

"Saya ingin mati. Rasanya sangat sakit. Saya benar-benar tidak tahu apa kesalahan saya," kata korban dalam klip video yang tersebar di media sosial China, dikutip dari Asiaone.

Korban juga mengalami bentuk perundungan lainnya, seperti ditusuk dengan pemotong kertas, ditampar, dan dipaksa memakan kertas serta isi pensil. Selain itu, korban juga diperas oleh pelaku hingga ratusan yuan dan mengalami isolasi sosial akibat ulah pelaku.

Menurut orang tua korban, pelaku yang masih kelas 6 sekolah dasar juga diduga mengintimidasi teman-teman kelas lainnya dengan mengatakan bahwa ayahnya adalah teman kepala sekolah. Perundungan ini diketahui oleh orang tua korban setelah sekian lama karena guru kelasnya tidak memberi tahu mereka dan justru menelpon orang tua anak laki-laki tersebut.

Baca Juga: China dan Jepang Sepakati Rencana Pembuangan Limbah Nuklir Fukushima

2. Delapan dari 14 orang menyatakan ini bukan bullying

Siswi tersebut masih belum mendapatkan keadilan atas perundungan yang dialaminya dan kedua anak tersebut masih tetap bersekolah seperti biasa, tetapi tidak berada di ruang kelas yang sama. Sementara itu, penyelidikan masih terus berlangsung setelah ditunjuknya petugas baru.

Dilansir dari NTDTV, berdasarkan pengakuan korban, ia pernah melaporkan masalah ini kepada guru kelasnya dan kepala sekolah. Namun, hanya disuruh untuk mendatangi unit kesehatan dan tidak perlu melakukan provokasi apapun kepada orang lain. Orang tua sangat menyayangkan bahwa kepala sekolah tidak menunjukkan kepeduliannya terhadap yang dialami putri mereka.

Kasus ini pun menjadi lebih rumit setelah hasil pemungutan suara untuk memutuskan apakah ini termasuk perundungan atau bukan. Dari 14 orang yang memutuskan, 8 di antaranya mengatakan bahwa kasus ini bukan perundungan. Ditambah lagi, pernyataan staf dari Biro Pendidikan dan Olahraga Distrik Jinan Zhangqiu bahwa perlakuan ini belum masuk ke dalam kategori perundungan.

Verified Writer

Muhammad Irfan

Pembelajar dan penulis lepas

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya