TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Akibat Kekeringan Parah, Bayi Lumba-Lumba Mati di Danau Amazon

Kekeringan parah di Amazon jadi sebab kematian lumba-lumba

lumba-lumba air tawar amazon (twitter.com/WhitleyAwards)

Jakarta, IDN Times – Seekor bayi lumba-lumba ditemukan mati di danau Amazon pada Rabu (18/09/2024), diduga akibat surutnya air danau yang telah mengalami kekeringan parah.

Meskipun tidak separah tahun lalu yang menyebabkan lebih dari 200 kematian lumba-lumba, tetapi kematian itu tetap menimbulkan kekhawatiran karena musim kemarau diperkirakan tiba lebih dari sebulan lagi, sementara permukaan air terus menurun.

Kekeringan juga memengaruhi kehidupan hewan lain dan masyarakat di sekitar sungai Amazon yang telah bergantung pada air.Seekor bayi lumba-lumba ditemukan mati di danau Amazon pada Rabu (18/09/2024), diduga akibat surutnya air danau yang telah mengalami kekeringan parah.

1. Surutnya air danau diduga menjadi penyebab kematian lumba-lumba

Para peneliti yang menemukan bangkai bayi lumba-lumba melakukan pemeriksaan suhu air yang terus meningkat seiring dengan surutnya permukaan air danau. Namun, mereka masih belum mengaitkannya dengan faktor suhu, melainkan dengan semakin sempitnya ruang hidup hewan dan manusia.

"Kami menemukan beberapa bangkai hewan. Minggu lalu, rata-rata kami menemukan satu bangkai setiap hari," kata Miriam Marmontel, kepala proyek lumba-lumba di Mamiraua Institute for Sustainable Development, dikutip dari Reuters.

Saluran utama danau banyak digunakan untuk lalu lintas transportasi air masyarakat, mulai dari kapal kecil hingga feri berat, sehingga kekeringan menyebabkan menyempitnya ruang antara hewan dan manusia. Beberapa waktu lalu saja telah ditemukan dua ekor lumba-lumba yang mati akibat menabrak perahu.

Baca Juga: Brasil Denda X Rp14 M per Hari, Minta Elon Patuh

2. Kekeringan tahun ini diperkirakan akan lebih parah

Kekeringan di Sungai Amazon tahun ini datang lebih awal dari yang diperkirakan dan dinilai lebih parah dibandingkan tahun 2023, walaupun musim kemarau diperkirakan tiba lebih dari sebulan lagi.

Sementara itu, terdapat klaim lain yang mengatakan bahwa kemarau tahun lalu masih belum berakhir. Namun, klaim ini masih dipertanyakan dan dibantah oleh para peneliti lain, dilansir dari Mongabay. 

Kekeringan tidak hanya berdampak pada hewan, tetapi juga pada masyarakat di sekitar Sungai Amazon yang banyak membangun rumah panggung di atas permukaan air. Masyarakat sekitar sungai Amazon terdampar akibat permukaan air yang terlalu dangkal dan rumah mereka tidak lagi berada di atas permukaan air.

Dilansir Reuters, seorang warga Danau Tefe mengungkapkan bahwa ini adalah kali pertamanya rumah mereka terapung keluar dari air dan kekeringan hebat telah memengaruhi kehidupan mereka yang selama ini bergantung pada air.

3. Kekeringan mengancam kehidupan lumba-lumba Amazon

Lumba-lumba di Amazon kini dihadapkan pada kematian ketika kekeringan hebat dengan curah hujan rendah terjadi di Amazon. Kekeringan dapat menyebabkan pendangkalan perairan sehingga meningkatkan suhu air. Sementara itu, lumba-lumba dapat mengalami stres ketika suhu air tidak dapat ditoleransi.

Hal ini diperkuat dengan hasil otopsi lumba-lumba yang mati pada 2023, dengan tidak ditemukannya alga atau racun, serta patogen virus atau bakteri, sehingga sangat memungkinkan penyebab kematiannya adalah suhu air yang tidak normal, yang diketahui mengalami peningkatan 10 derajat Celcius, melansir Newsweek.

Carlos Souza, peneliti di lembaga konservasi nirlaba Brasil Amazon, mengatakan bahwa deforestasi hutan, degradasi hutan, dan krisis alam merupakan alasan di balik kekeringan yang melanda Amazon. Penggundulan hutan akan menyebabkan kenaikan suhu dan menurunkan curah hujan, sehingga musim panas terasa lebih panjang dan lebih kering.

Selain itu, Souza menambahkan bahwa perubahan iklim telah berdampak dalam skala besar, seperti El Niño, yang telah memanaskan perairan Atlantik dan berdampak pada kekeringan ekstrem di wilayah Amazon.

Baca Juga: 5 Fakta Lumba-lumba Fraser, ASI Betina Kaya akan Nutrisi

Verified Writer

Muhammad Irfan

Pembelajar dan penulis lepas

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya