TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Viktor Orban Klaim Donald Trump Punya Rencana Akhiri Perang Ukraina

AS di bawah Trump akan kurangi bantuan ke Ukraina

Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban dan Mantan Presiden AS, Donald Trump. (twitter.com/@PM_ViktorOrban)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, mengklaim bahwa mantan Presiden AS Donald Trump memiliki rencana yang hebat untuk mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina. Klaim ini disampaikan Orban melalui surat kepada pejabat tinggi Uni Eropa (UE) setelah pertemuannya dengan Trump di kediaman Mar-a-Lago, Florida, pada Kamis lalu.

Dalam suratnya, Orban menyatakan Trump siap bertindak sebagai pialang perdamaian segera setelah terpilih kembali sebagai presiden AS. Klaim ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak di UE, mengingat posisi Orban yang kontroversial dan kedekatannya dengan Trump serta Presiden Rusia Vladimir Putin.

1. AS di bawah Trump akan kurangi bantuan ke Ukraina

Dalam suratnya kepada Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Orban menguraikan beberapa klaim tentang rencana Trump.

"Saya dapat memastikan bahwa segera setelah kemenangan pemilihannya, dia tidak akan menunggu pelantikannya, tetapi akan siap bertindak sebagai pialang perdamaian dengan segera," tulis Orban, dilansir dari New York Times.

Orban juga mengklaim bahwa Trump memiliki "rencana rinci dan berdasar" untuk mengakhiri konflik. Meskipun tidak ada detail spesifik yang diungkapkan, posisi yang diuraikan dalam surat tersebut dinilai sebagian besar sejalan dengan pandangan Trump selama ini terkait Ukraina.

Dia juga menyatakan bahwa jika Trump menang pemilihan presiden AS, biaya untuk membantu Ukraina akan lebih banyak ditanggung oleh Uni Eropa, bukan Amerika Serikat.

"Saya lebih dari yakin bahwa dalam kemungkinan kemenangan Presiden Trump, proporsi beban keuangan antara AS dan UE akan berubah secara signifikan yang merugikan UE ketika menyangkut dukungan keuangan untuk Ukraina," tulis Orban.

Baca Juga: Biden Serukan Larangan Senjata Serbu Usai Penembakan Trump 

2. Misi perdamaian kontroversial Orban

Klaim Orban tentang rencana Trump muncul setelah serangkaian kunjungan diplomatik yang dia sebut sebagai misi perdamaian. Dalam dua minggu terakhir, Orban melakukan kunjungan ke Kiev, Moskow, Beijing, Azerbaijan, dan AS, memanfaatkan posisinya sebagai pemegang presidensi rotasi UE.

Dilansir dari The Guardian, Orban menyerukan UE untuk membuka kembali jalur komunikasi diplomatik langsung dengan Rusia dan mengadakan pembicaraan politik tingkat tinggi dengan China. Langkah ini menurutnya diperlukan mengingat kemungkinan kemenangan Trump.

Namun, kunjungan dan pernyataan Orban ini telah memicu kekecewaan di kalangan pemerintah UE. Beberapa menganggap tindakan Orban ini akan melemahkan posisi UE dalam mendukung Ukraina. Kepresidenan UE sendiri tidak memberi Orban peran formal untuk berbicara atas nama UE, membuat tindakannya semakin kontroversial.

Verified Writer

Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya