TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Trump Ancam Penjarakan Lawan Politik jika Menang Pilpres AS 2024 

Petugas pemilu khawatir ancaman picu kekerasan

Donald Trump. (x.com/@GOP)

Jakarta, IDN Times - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, pada Sabtu (7/9/2024), mengancam akan memenjarakan lawan-lawan politiknya jika ia memenangkan pemilihan presiden tahun ini.

Tanpa bukti, Trump menyatakan bahwa pemilu 2024 akan dicurangi dan diambil darinya. Ancaman ini dianggap sebagai sinyal paling jelas bahwa ia mungkin tidak akan menerima hasil pemilu jika kalah dari lawannya, Wakil Presiden AS, Kamala Harris.

Para petugas pemilu mengecam pernyataan Trump tersebut. Mereka menilai retorika semacam itu berisiko memicu kekerasan dan mengancam integritas proses demokrasi di AS.

1. Trump ancam penjarakan pengacara hingga petugas pemilu

Dalam unggahannya di platform Truth Social, Trump menyebarkan keraguan tentang integritas pemilu November mendatang. Ia menulis bahwa jika ia menang, mereka yang berbuat curang akan dituntut dengan hukuman maksimal, termasuk hukuman penjara jangka panjang.

Dilansir The Guardian, Trump juga mengancam akan menuntut dan memenjarakan pengacara, aktivis politik, donatur, pemilih ilegal, dan petugas pemilu yang dianggapnya curang. Retorika ini mirip dengan upayanya menyebarkan keraguan sebelum pemilu 2020 yang berkontribusi pada serangan mematikan di Capitol pada 6 Januari 2021.

Dilansir The Guardian, Trump bahkan mengklaim akan memenangkan negara bagian Pennsylvania dengan selisih besar, kecuali jika Demokrat diizinkan untuk berbuat curang. Klaim-klaim semacam ini terus dilontarkan Trump meski tak ada bukti kecurangan pemilu yang signifikan.

Baca Juga: Hukuman Trump di Kasus Uang Tutup Mulut Ditunda hingga Pemilu Usai 

2. Trump akhirnya akui kekalahan tipis di pilpres 2020

Meski Trump terus menyuarakan klaim kecurangan, fakta menunjukkan hal yang berbeda. Dilansir Washington Post, tidak ada bukti kecurangan masif seperti yang diklaim Trump dalam pemilu 2020 yang dimenangkan Joe Biden.

Ironisnya, Trump baru-baru ini mengakui kekalahannya di pemilu 2020, meski ia menyebutnya sebagai kekalahan tipis. Pengakuan ini bertolak belakang dengan klaimnya selama ini yang selalu menyatakan kemenangan.

Para petugas pemilu pun mengecam pernyataan Trump. Seth Bluestein, komisioner kota Philadelphia dari Partai Republik, mengatakan bahwa setiap petugas pemilu yang ia kenal berfokus untuk melakukan pekerjaan mereka dengan baik.

"Sayangnya sekarang mereka juga harus mempersiapkan diri menghadapi ancaman dan kekerasan," tambah Bluestein.

Meski tak ada bukti kecurangan, beberapa negara bagian seperti Iowa, Georgia, dan Arizona telah memperketat hukuman untuk pelanggaran terkait pemilu. Langkah ini dikritik karena berisiko mengkriminalisasi kesalahan petugas pemilu dan membuka peluang penuntutan yang tidak adil.

Verified Writer

Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya