TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

SWAT dan Secret Service Tak Koordinasi saat Penembakan Trump

Seharusnya ada briefing antara SWAT dan Secret Service

Donald Trump. (truthsocial.com/@realDonaldTrump)

Jakarta, IDN Times - Penyelidikan terhadap penembakan mantan Presiden AS Donald Trump mengungkap fakta baru. Tim divisi kepolisian SWAT lokal, yang ditugaskan membantu pengamanan Trump, mengaku tidak memiliki kontak sama sekali dengan Dinas Rahasia AS (Secret Service) sebelum kejadian.

Saat itu, penembakan yang dilakukan Thomas Matthew Crooks berhasil melukai Trump dan menewaskan satu orang penonton. Kegagalan komunikasi awal ini dianggap sebagai salah satu titik kritis yang menyebabkan serangkaian kesalahan fatal dalam pengamanan acara tersebut.

Jason Woods, penembak jitu utama tim SWAT Beaver County, mengungkapkan bahwa seharusnya ada briefing tatap muka dengan pihak Secret Service.

"Tapi itu (briefing) tidak pernah terjadi," ujar Woods, dikutip dari ABC News, Senin (29/7/2024).

1. SWAT dan Secret Service baru melakukan kontak setelah penembakan

Tim SWAT Beaver County sebenarnya sudah berada di posisi sejak pagi hari, jauh sebelum Trump dijadwalkan naik panggung di Butler Farm Show. Namun, tanpa adanya koordinasi dengan Secret Service, upaya pengamanan menjadi tidak maksimal.

Crooks terlihat mencurigakan oleh tim SWAT Beaver County. Salah satu penembak jitu bahkan sempat mengambil foto Crooks dan melaporkan kehadirannya yang mencurigakan ke pusat komando.

Meski demikian, Crooks masih bisa menghindari petugas keamanan dan mengambil posisi di atap gedung tempat penembak jitu pengaman Trump ditempatkan. Woods menegaskan bahwa komunikasi pertama antara tim SWAT dan Secret Service baru terjadi setelah penembakan.

"Saat itu sudah terlambat," tambahnya dengan nada kecewa.

Baca Juga: Trump: Umat Kristen Tak Perlu Memilih Lagi Usai Pemilu 2024

2. Trump berniat kampanye lagi di tempat ia ditembak

Penasihat Trump mempertanyakan mengapa mereka tidak diberitahu tentang keberadaan orang mencurigakan yang ternyata adalah calon penembak. Trump sendiri juga menyatakan bahwa tidak ada yang memberitahu adanya masalah dan menganggap itu sebagai kesalahan besar.

"Tidak ada yang menyebutkan ada masalah. Mereka bisa saja bilang, 'mari tunggu 15 menit, 20 menit, atau 5 menit.' Tapi tidak ada yang bicara. Saya pikir itu kesalahan," ungkap Trump, dilansir dari Fox News.

Saat kampanye di Minnesota, Trump juga membela agen Secret Service wanita yang ramai dikritik di media sosial.

"Dia sangat berani, dia melindungi saya dengan segala yang dia bisa, dia ingin mengambil peluru untukku," puji Trump, dilansir dari The Guardian.

Meski begitu, Trump tetap berencana kembali ke Butler untuk melangsungkan kampanye lagi. Ia berniat mengabaikan saran dari layanan perlindungan presiden untuk menghindari kampanye di luar ruangan.

Verified Writer

Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya