Republik Kritik Biden soal Penarikan Pasukan AS di Afghanistan
Keterlambatan Biden akibatkan korban jiwa di Afghanistan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Komite Urusan Luar Negeri Kongres Amerika Serikat (AS), yang dipimpin Partai Republik, mengkritik Presiden Joe Biden atas penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) dari Afghanistan.
Laporan partisan yang diterbitkan pada Minggu (8/9/2024) itu menyalahkan Biden atas kekacauan yang terjadi selama proses penarikan dan meminimalisir peran mantan Presiden Donald Trump.
Dilansir dari Associated Press, laporan setebal lebih dari 350 halaman ini merupakan hasil penyelidikan selama lebih dari 18 bulan. Penyelidikan mencakup kesaksian dari pejabat tinggi, termasuk mantan Ketua Kepala Staf Gabungan, Jenderal Mark Milley dan mantan Komandan Pusat AS, Jenderal Frank McKenzie.
Gedung Putih membantah muatan dalam laporan tersebut. Juru bicara Gedung Putih, Sharon Yang, menyebut laporan itu didasarkan pada fakta yang dipilih secara sepihak, karakterisasi yang tidak akurat, dan prasangka yang sudah ada sebelumnya.
1. Pemerintahan Biden terlambat mulai evakuasi
Laporan Partai Republik mengklaim bahwa Biden gagal merencanakan dengan baik proses penarikan pasukan. Mereka juga dituduh mengabaikan berbagai peringatan saat Taliban dengan cepat menguasai kota-kota utama di Afghanistan.
Laporan tersebut mengkritik keras keterlambatan pemerintah Biden dalam merencanakan dan memulai operasi evakuasi warga sipil (NEO).
Menurut dokumen itu, para pejabat pemerintah khawatir bahwa memulai evakuasi akan dianggap sebagai tanda kegagalan. Akibatnya, mereka lebih mengutamakan pencitraan daripada keselamatan warga yang terancam bahaya di Afghanistan.
Laporan juga mengungkapkan adanya perbedaan pendapat antara militer dan Departemen Luar Negeri AS mengenai kemungkinan jatuhnya Kabul ke tangan Taliban. Beberapa staf Kedutaan Besar AS di Kabul bahkan mulai mengadakan pertemuan rahasia untuk merencanakan evakuasi. Hal ini dilakukan karena mereka khawatir pimpinan kedutaan tidak cukup mempersiapkan rencana evakuasi resmi.
Baca Juga: Trump Ancam Penjarakan Lawan Politik jika Menang Pilpres AS 2024
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.