TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Presiden Iran: Timur Tengah di Ambang Perang karena Israel

Iran kecam serangan Israel ke Lebanon

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian. (x.com/@drpezeshkian)

Jakarta, IDN Times - Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menuduh Israel berupaya menciptakan konflik yang lebih luas di Timur Tengah. Pernyataan ini disampaikan di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon.

"Kami tidak ingin berperang. Israel-lah yang ingin menyeret semua orang ke dalam perang dan mendestabilisasi kawasan," ujar Pezeshkian di New York, Senin (23/9/2024).

Tuduhan ini muncul saat Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap posisi Hizbullah di Lebanon selatan. Serangan tersebut menewaskan setidaknya 492 orang dan melukai 1.645 lainnya.

Di sisi lain, Hizbullah meningkatkan serangan roket ke Israel, memicu sirene peringatan hingga ke pemukiman di Tepi Barat dekat Tel Aviv, dilansir dari Times of Israel.

1. Iran tuduh Israel kerap lakukan provokasi di kawasan

Pezeshkian menuduh Israel melakukan serangkaian tindakan provokatif yang berisiko memicu perang lebih luas. Salah satunya adalah pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pada 31 Juli 2024, hanya beberapa jam setelah pelantikan Pezeshkian sebagai presiden.

"Mereka menyeret kita ke titik di mana kita tidak ingin pergi," kata pemimpin Iran tersebut, dilansir dari Associated Press. 

Presiden Iran juga mengklaim negaranya telah menunjukkan kemampuan pertahanan dalam serangan pesawat nirawak dan rudal ke Israel pada April 2024. Serangan itu dilakukan sebagai balasan atas serangan terhadap gedung konsulat Iran di Suriah yang dituduhkan kepada Israel.

Lebih lanjut, Pezeshkian menuduh Israel melakukan genosida di Gaza dengan menyerang sekolah, rumah sakit, dan perumahan.

"Setiap hari, Israel melakukan lebih banyak kekejaman dan membunuh lebih banyak orang - tua, muda, pria, wanita, anak-anak," kata dia, dilansir dari The Guardian. 

Baca Juga: Hamas Siap Kalahkan Pasukan Israel Lewat Aliansi

2. Iran bantah terlibat dalam serangan Hamas

Pezeshkian pun menyatakan Iran tidak memiliki pengetahuan awal tentang serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang.

"Orang Amerika tahu, dan Israel sangat menyadari bahwa Iran tidak mengetahui hal itu," ujarnya, dikutip dari Times of Israel.

Terkait konflik Ukraina, Iran membantah mengirim rudal balistik jarak pendek ke Rusia untuk digunakan melawan Ukraina. Pezeshkian bahkan menyatakan Iran tidak mendukung agresi Rusia di Ukraina.

"Kami tidak pernah menyetujui agresi Rusia terhadap wilayah Ukraina," ujar dia, serata menyerukan dialog.

Presiden Iran juga membantah tuduhan bahwa negaranya mendanai demonstrasi anti-Israel, menyebut tuduhan tersebut tidak masuk akal.

"Tolong jangan percaya hal-hal ini, itu kekanak-kanakan," katanya.

3. Iran kutuk keras serangan Israel ke Lebanon

Sementara itu, eskalasi konflik antara Israel dan Hizbullah terus berlanjut. Israel telah memperingatkan bahwa serangan terhadap Hizbullah akan diperluas dan meminta warga sipil Lebanon untuk mengungsi dari wilayah yang diduga menjadi tempat persembunyian senjata kelompok militan tersebut.

Menanggapi situasi ini, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan negaranya tidak akan tinggal diam melihat serangan Israel terhadap Lebanon.

"Kejahatan Israel, yang didukung oleh AS, sangat jelas bagi dunia untuk disaksikan. Jangan memalingkan muka. Pengabaian brutal dan kriminal terhadap nyawa manusia ini tidak boleh dibiarkan berlanjut. Iran tidak akan tinggal diam," tegasnya melalui media sosial.

Eskalasi konflik ini memicu kekhawatiran internasional. Mesir menyerukan kekuatan internasional dan Dewan Keamanan PBB untuk segera melakukan intervensi guna menghentikan eskalasi Israel di Lebanon. Sementara itu, Turki menyatakan serangan Israel ke Lebanon menandai fase baru dalam upaya menyeret seluruh kawasan ke dalam kekacauan.

Di tengah ketegangan ini, Pezeshkian menyatakan Iran siap membuka kembali pembicaraan tentang kesepakatan nuklir yang bubar lebih dari setahun lalu.

"Kami masih siap untuk mematuhi kerangka kerja yang sama yang kami sepakati pada tahun 2015," ujarnya, seraya menambahkan bahwa Iran bersedia menyingkirkan semua senjatanya jika Israel bersedia melakukan hal yang sama.

Baca Juga: Ledakan Pager di Lebanon makin Mengekspos Aktivitas Siber Israel

Verified Writer

Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya