TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemimpin Oposisi Venezuela Kabur ke Spanyol Minta Suaka Politik

González berjanji lanjutkan perjuangan dari pengasingan

Edmundo González (tengah). (x.com/@EdmundoGU)

Jakarta, IDN Times - Pemimpin oposisi Venezuela dan mantan kandidat presiden, Edmundo González, telah tiba di Spanyol untuk mencari suaka politik pada Minggu (8/9/2024). González dan istrinya mendarat di pangkalan militer Torrejón de Ardoz di luar Madrid menggunakan pesawat angkatan udara Spanyol.

Menurut tokoh oposisi lainnya, María Corina Machado, keputusan González meninggalkan Venezuela diambil karena adanya ancaman.

Menteri Luar Negeri Spanyol, José Manuel Albares, mengatakan bahwa pemerintah Spanyol akan memproses dan mengabulkan permohonan suaka González.

"Saya telah berbicara dengan González dan begitu dia berada di dalam pesawat, dia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerintah Spanyol," ujar Albares, dilansir dari The Guardian

1. González berlindung di kedutaan Belanda sebelum ke Spanyol

Dilansir CNN, González sebelumnya telah berlindung di kediaman Duta Besar Belanda di Caracas selama lebih dari sebulan. Menteri Luar Negeri Belanda, Caspar Veldkamp, mengungkapkan bahwa González tinggal di sana sejak 29 Juli hingga 5 September 2024.

Wakil Presiden Venezuela, Delcy Rodríguez, menyatakan bahwa pemerintah mengizinkan González meninggalkan negara demi ketenangan dan perdamaian politik negara. Namun, Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) berpendapat bahwa González dipaksa ke pengasingan.

Tak lama setelah mendarat di Spanyol, tim pers González menyebarkan pesan audio. Dalam pesan tersebut, González menyatakan, "saya yakin bahwa segera kita akan melanjutkan perjuangan untuk mencapai kebebasan dan pemulihan demokrasi di Venezuela."

González juga menambahkan bahwa ia sempat diancam dan dilarang untuk pergi dari Venezuela.

Baca Juga: AS Sita Pesawat yang Digunakan Presiden Venezuela

2. Tuduhan kejahatan memaksa González meninggalkan Venezuela

Krisis politik di Venezuela memanas setelah pemilihan presiden pada 28 Juli. Data pemungutan suara yang dirilis oleh oposisi menunjukkan bahwa González memenangkan pemilihan dengan selisih lebih dari 2 banding 1. Namun, Venezuela menyatakan Nicolás Maduro sebagai pemenang dengan perolehan 52 persen suara.

González, yang sebelumnya tidak dikenal oleh sebagian besar warga Venezuela dan menjadi kandidat pengganti di menit-menit terakhir, telah bersembunyi selama sebulan pasca pemilihan. Situasinya semakin genting ketika pada awal September, surat perintah penangkapan González dikeluarkan.

Pemerintah Maduro menuduh González dan pendukung utamanya, Machado, terlibat dalam kontra-revolusi fasis yang didukung AS yang menargetkan rezim Chavista mereka. González dituduh melakukan serangkaian kejahatan, termasuk asosiasi kriminal dan konspirasi. Tuduhan-tuduhan ini bisa membuatnya dipenjara hingga 30 tahun.

Verified Writer

Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya