Pemerintahan Justin Trudeau di Kanada Terancam Bubar
Kemungkinan pemilu lebih awal semakin besar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemerintahan minoritas Partai Liberal pimpinan Perdana Menteri (PM) Kanada, Justin Trudeau, menghadapi tantangan serius. Partai Demokrat Baru (NDP) Kanada menarik dukungannya pada Rabu (4/9/2024).
Pemimpin NDP, Jagmeet Singh, mengumumkan mengakhiri perjanjian dukungan dengan Liberal yang telah berlangsung sejak Maret 2022. Penarikan dukungan ini melemahkan posisi Trudeau di parlemen, yang memaksanya mencari aliansi baru untuk memerintah.
Sebelumnya, perjanjian NDP-Liberal memungkinkan Trudeau bertindak seolah-olah memiliki mayoritas di Majelis Rendah.
"Justin Trudeau telah membuktikan lagi dan lagi bahwa ia akan selalu tunduk pada keserakahan korporat," ujar Singh dalam video yang diunggah di media sosial, dilansir dari Reuters.
1. Trudeau tetap lanjutkan pemerintahan tanpa dukungan NDP
Meskipun menghadapi situasi sulit, Trudeau menyatakan akan terus memerintah dan mendorong program-program sosial tanpa dukungan NDP.
"Saya benar-benar berharap NDP tetap fokus pada bagaimana kita dapat memberikan hasil bagi rakyat Kanada, seperti yang telah kita lakukan selama beberapa tahun terakhir, daripada fokus pada politik," kata Trudeau kepada wartawan.
Melansir BBC, penarikan dukungan NDP tidak secara otomatis memicu pemilihan umum dini. Namun, hal ini meningkatkan kemungkinan terjadinya. Menurut konstitusi Kanada, pemilu berikutnya harus diadakan paling lambat Oktober 2025.
Singh menyatakan NDP siap menghadapi pemilu kapan pun. Ia tidak menutup kemungkinan mengajukan mosi tidak percaya.
Baca Juga: Kanada Naikkan 100 Persen Tarif Mobil Listrik Buatan China
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.