TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PBB Kecewa Banyak Pemimpin Negara Melanggengkan Konflik

Pekerja kemanusiaan alami konsekuensi kegagalan pemimpin

Ilustrasi bendera PBB. (pixabay.com/padrinan)

Jakarta, IDN Times - Kepala Bantuan Kemanusiaan PBB, Martin Griffiths, mengkritik para pemimpin negara yang lebih tertarik melanggengkan konflik daripada menyetop aksi kekerasan. 

Griffiths menjelaskan, para pekerja kemanusiaan di negara-negara yang dilanda konflik melihat konsekuensi dari kegagalan para pemimpin ini setiap hari. Mereka sering mempertaruhkan nyawa untuk membantu jutaan orang yang kelaparan, mengungsi, dan terjebak dalam kekerasan.

Situasi ini sangat jelas terlihat di Gaza, di mana lebih dari 200 pekerja bantuan telah tewas dalam konflik yang sedang berlangsung, kata dia dikutip dari Associated Press pada Rabu (5/6/2024).

1. Upaya diplomasi belum efektif

Griffiths menyoroti perang Israel-Hamas di Gaza sebagai pengingat soal keterlibatan negara kunci dalam upaya mengakhiri konflik. Meskipun sudah ada banyak upaya diplomasi politik di Gaza, Griffiths menilai upaya tersebut belum efektif.

"Tidak ada kekurangan diplomasi politik di Gaza. Hanya saja tidak cukup bekerja dengan baik. Namun upaya yang telah dilakukan oleh berbagai pemerintah untuk mendukung rakyat Palestina menunjukkan bahwa penyelesaian konflik bisa dilakukan", ujar Griffiths. 

PBB sendiri telah mengkritik pasukan Israel karena menghambat pengiriman bantuan ke Gaza. Mereka menyerukan pembukaan semua perbatasan dan jaminan keamanan bagi konvoi yang mengangkut bantuan ke Palestina. Namun di sisi lain, Israel justru berulang kali menyalahkan PBB karena dinilai tidak cukup baik mendistribusikan bantuan ke Gaza.

Griffiths menilai kritik Israel berlebihan. Ia menekankan bahwa Tel Aviv memiliki kewajiban untuk melindungi dan memenuhi kebutuhan pokok warga sipil.

Di sisi lain, Griffiths juga mengingatkan bahwa Hamas seharusnya tidak memulai serangan pada 7 Oktober, yang telah menyebabkan eskalasi tragedi kemanusiaan di Palestina.

Baca Juga: 75 Orang Tewas saat Israel Luncurkan Serangan ke Gaza Tengah

2. Tantangan kemanusiaan meningkat akibat perubahan iklim dan kurangnya pendanaan

Selain konflik, Griffiths juga menyoroti perubahan iklim sebagai pendorong utama meningkatnya bantuan kemanusiaan global saat ini. Ia menyebut dunia saat ini menghadapi dua masalah besar yaitu, konflik dan perubahan iklim.

Ancaman kelaparan saat ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kelaparan diprediksi rentan terjadi di wilayah-wilayah seperti Tanduk Afrika, Sudan, dan Gaza yang dilanda konflik berkepanjangan.

Namun di tengah meningkatnya bantuan kemanusiaan ini, PBB justru harus memangkas anggaran tahunannya. Hingga pertengahan tahun ini, PBB baru menerima 17 persen dari total dana yang dibutuhkan untuk membantu 188 juta orang. Angka ini merupakan yang terendah dalam beberapa tahun terakhir.

Meski demikian, Griffiths menekankan perlunya upaya lebih besar untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan. Hal ini dapat dilakukan dengan menjangkau donor baru, melibatkan sektor swasta, hingga berupaya mengakhiri konflik yang menjadi akar masalah.

Verified Writer

Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya