TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Microsoft: Rusia Sebar Video Hoaks Kamala Harris Lakukan Tabrak Lari 

Harris dituduh akibatkan gadis berusia 13 tahun lumpuh

Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris. (twitter.com/@KamalaHarris)

Jakarta, IDN Times - Microsoft mengungkap bahwa propagana Rusia telah membuat video palsu yang menuduh Wakil Presiden AS Kamala Harris terlibat dalam kasus tabrak lari. Video hoaks ini viral di berbagai platform media sosial dengan jutaan penonton. 

Dalam laporan yang dirilis pada Selasa (17/9/2024), Microsoft Threat Analysis Center (MTAC) mengidentifikasi kelompok yang bertanggung sebagai Storm-1516, kelompok penyebar propaganda yang berafiliasi dengan Kremlin.

Upaya ini dianggap sebagai bagian dari peningkatan kampanye disinformasi Rusia menjelang pemilihan presiden AS 2024.

"Awalnya Rusia kesulitan menargetkan kampanye Demokrat setelah Biden mundur, namun pada akhir Agustus, Storm-1516 mulai memproduksi konten konspirasi palsu tentang Harris dan Walz," tulis laporan tersebut.

1. Video hoaks disebarkan lewat situs berita palsu

Video palsu tersebut disebarkan melalui situs berita palsu bernama KBSF-TV yang baru dibuat. Dilansir The Guardian, situs web KBSF-TV dibuat sesaat sebelum menerbitkan artikel pertamanya tentang insiden mengemudi yang diklaim dilakukan Harris.

Klaim palsu tersebut menyebutkan bahwa kandidat presiden Demokrat itu mengakibatkan seorang gadis berusia 13 tahun lumpuh dalam sebuah insiden tabrak lari pada 2011. Video ini menggunakan aktor untuk berperan sebagai korban tabrak lari yang diklaim dilakukan oleh Harris.

Penyebaran klaim palsu ini dilakukan di berbagai platform media sosial, termasuk X, menggunakan tagar #HitAndRunKamala. Microsoft memperkirakan video tersebut telah ditonton lebih dari 2,7 juta kali.

"Banyak entitas dalam ekosistem pro-Rusia mempromosikan video dan klaimnya," kata MTAC.

Baca Juga: Rumania Kecam Serangan Rusia ke Kapal Kargo Ukraina

2. AS ambil tindakan tegas hadapi propaganda Rusia

Menanggapi ancaman ini, AS telah mengambil beberapa langkah. Dilansir The Hill, awal bulan ini, Departemen Kehakiman AS telah mendakwa dua karyawan Russia Today (RT) atas keterlibatan dalam operasi propaganda terselubung.

Selain itu, Meta, induk perusahaan Facebook dan Instagram, telah melarang halaman RT. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memberi pernyataan tegas terkait temuan ini.

"RT dan outlet pemerintah Rusia lainnya tidak lagi sekadar corong propaganda dan disinformasi Rusia. Mereka terlibat dalam kegiatan pengaruh terselubung yang bertujuan merusak pemilihan dan demokrasi Amerika," ujar Blinken, dilansir dari Washington Post. 

Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS (CISA) dan FBI juga telah memperingatkan adanya kemungkinan lain. Mereka menyebut aktor asing mungkin akan mengklaim peretasan palsu terhadap data pemilih untuk menimbulkan ketidakpercayaan terhadap proses dan hasil pemilu.

Verified Writer

Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya